Nasab Wanita-Wanita Hebat di Zaman Rasulullah SAW
Kita tahu bahwa nasab selalul berada digaris seorang lelaki. Umumnya tertuju pada kaum ayah dan kakek saja. Padahal para ahli nasab Arab sama sekali tidak mengabaikan para wanita dalam silslilah nasab.
Semangat bangsa Arab dalam menjaga dan melindungi nasab, juga kegemaran mereka menyebut-nyebut nasab sejak dulu kala. Sehingga nasab dikalangan mereka merupakan satu disiplin ilmu yang harus diperhatikan para penghafal, dan kitab-kitab ditulis tentang.
Ada sejumlah tokoh yang ahli dibidang nasab Arab, seperti Jubair bin Muth’im bin Adi. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah seorang Quraisy yang paling tahu tentang nasab kaum Quraisy, dan juga nasab bangsa Arab secara keseluruhan. Seperti juga Abu Bakar Ash-Shiddiqyang dikenal paling tahu tentang nasab Arab.
IBU PARA NABI
Seorang anak tidak akan pernah lepas dari peran seorang wanita. Sosok wanita hebat yang mengukir sejarah dan merubah kehidupan menjadi lebih baik. Bahkan seorang Nabi pun tak terlepas dari ruang lingkup wanita. Di sini akan membahas empat Nabi; Nabi ismail, nabi musa, nabi isa, dan nabi Muhammad.
1. Ibu Ismail ﻋﻠﻴﻪﺍﻠﺴﻼﻢ
Kitab Shahih Al-Bukhari menyebutkan kisah Hajar, ibu ismail yang disebutkan secara garis besar di dalam Al-quran dalam sejumlah ayat terpisah.
Allah telah memilih seorang ibu untuk merawat dan menjaga Ismail dan menyelamatkannya dari kematian. Kala keduanya ditinggalkan sang ayah Ibrahim, disebuah lembah tandus tanpa adanya tanaman.
Demi cintanya kepada sang anak, yang tengah kehausan dan kelaparan. Ia berjuang berlari dari bukit Shafa dan Marwa untuk menemukan air. Sungguh perjuangan dan usaha yang tidak ringan. Sosok ibu lah yang mampu melakukan pengorbanan besar demi anak yang dikasihinya.
Karena usaha keras yang ia lakukan demi menyelamatkan sang anak, Allah memberikan keajaiban ditengah-tengah keletihan yang ia rasakan. Allah lah sebaik-baik penolong bagi mereka yang berdoa kepadaNya. Dan usaha mencari air tersebut Allah abadikan dalam bentuk ibadah haji.
Siapakah sosok ibu itu? ialah seorang wanita muda Mesir dari keluarga kerajaan yang besar kekuasaanya. Namun, pada akhirnya ia menjadi salah satu pelayan istana kerajaan. Sayyidah Sarah datang membawanya bersama suaminya ke Mesir, lalu Hajar menjadi pelayan Sarah.
Sayyidah Sarah adalah wanita tua yang sudah menopause dan tidak dapat lagi memberikan keturunan bagi sang suami. Akhirnya, Sarah berpikir untuk menghadiahkan hamba sahaya wanita Mesir itu kepada suaminya karena siapa tahu suaminya bisa merasa tenteram pada slah satu diantara keduanya.
Seriring perjalanan waktu, Hajar hamil hingga menimbulkan kecemburuan yang tertanam dalam diri Sayyidah Sarah. Rasa cemburu dan emosi menguasi Sayyidah Sarah, hingga ia bersumpah untuk tidak akan lagi tinggal seatap dengam hamba sahaya wanita miliknya itu.
Sampai pada suatu hari suaminya pergi ke arah selatan, lalu Hajar mengikutinya sambil menggendong anaknya, Ismail. Lalu Ibrahim meninggalkan mereka di Mekkah yang pada saat itu masih berupa tanah tandus dan sepi. Hampir tidak ada yang melintas di kawasan tersebut selain segelintir Badui pengelana saja, atau sekelompok orang-orang bertubuh besar yang hidup di luar kwasan Mekkah dan hidup nomaden.
Hajar mereasa ketakutan dengan suasana padang pasir saat itu. ia meminta pada tuannya, Ibrahim agar tidak meninggalkannya dan juga anaknya ditengah padang tandus nan sepi. Namun Ibrahim memalingkan muka dari Hajar, tidak menoleh dan tidak pula menjawab kata-katanya.
Lalu Hajar berkata, “Allah kah yang menyuruhmu untuk melakukan hal ini?” “Ya” jawab Ibrahim tanpa menoleh ke arahnya. Hajar berkata “Kalau begitu, Ia tidak akan menelantarkan kami.”
Kemudian Ibrahim berdoa; Qs. Ibrahim:37-38 “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. Ya Than kami, sesungguhnya engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.”
Ibrahim meneruskan perjalanan pulang menuju istrinya, Saiyyidah Sarah, di tanah Khan’an
Hajar melewati hari-harinya bersama Ismail dengan perlahan-lahan perbekalan air pun mulai habis. Pada saat itu lah, Allah menguji ketangguhan Hajar, dan melihat pengorbanannya untuk menyelamatkan anaknya yang tengah kehausan.
Ketika harapan mulai habis setelah berlari ke sana ke mari (bukit Shafa dan Marwa) yang ia peroleh hanya deru nafas anaknya yang semakin kehausan. Kemudian Hajar mendengar suara yang dikiranya suara dia sendiri. Ia pun berkata dalam hati, “Jika kau bisa menolong, tolonglah kami.” Ternyata ada seorang malaikat seakan burung yang tengah terbang berputar-putar di tempat tersebut, lalu setelah itu turun di salah satu tempat di sana. Ia kemudian menggali tanah dengan sayapnya, hingga akhirnya muncullah air Zamzam.
Ibnu Abbas berkata, “Nabi bersabda, ‘Semoga Allaj merahmati ibu Ismail. Andai ia membiarkan air (zamzam),’ atau beliau bersabda, ‘Andai ia tidak menciduk (membendung) zamzam niscaya ia akan menjadi mata air yang terus mengalir.” Akhirnya kehidupan mulai berdenyut di lembah tandus itu.
Bandar Cassia, 27 March 2019
0 Response to "Nasab Wanita-Wanita Hebat di Zaman Rasulullah SAW"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys