RASA SESAL YANG MENYAKITKAN
Akan
ada masa dimana semua perkataan akan berbalik kepada diri sendiri.
Akan
ada masa dimana perkataan yang pernah terucap, menjadi penyesalan di hati.
Akan
ada penyesalan yang terjadi ketika sikap dan perbuatan salah mengambil posisi.
Rasa
bersalah yang kini bermuara pada danau kebodohan diri.
Kini
saya menyadari, betapa ia begitu baik dan telah berkorbanan selama ini.
Kini
saya melihat, raganya telah lemah dan kesehatannya telah berkurang.
Engkau
yang dulu tak pernah saya pedulikan, bahkan untuk menceritakan kebaikanmu di
dalam buku harian pun, rasanya tak pernah ada.
Tak
pernah ada cerita kebaikan di sana.
Saya...
Adalah
anak yang durhaka
Adalah
anak yang tidak tahu berterima kasih atas pengorbananmu
Adalah
anak yang tidak pernah melihat sisi kebaikan yang pernah engkau beri
Adalah
anak yang selalu melihat sisi buruk darimu.
Ya
Allah...
Begitu
jahatnya saya selama ini
Betapa
bodohnya saya yang selama ini tenggelam dalam rasa kebencian itu.
Engkau
tak ada di dalam puisi indah yang pernah saya rangkai
Engkau
hanya tertulis ketika suatu keburukan yang terjadi pada keluarga
Saya
selalu bercerita, betapa tidak beruntungnya saya memilikimu
Saya
selalu menuliskan hal buruk yang tidak saya sukai darimu.
Ini
adalah rangkaian kata pertama untukmu.
Tulisan
ini adalah ungkapan hati terdalam dari sanubari.
Ketika
saya melihat tubuhmu terlihat kurus dan lemah dari layar handphone. Saat itulah
saya menyadari, betapa tidak adilnya sikap dan doa-doa saya untukmu.
Saat
pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi di rumah, saya selalu menyalahkanmu
dan membecimu.
Adalah benar, saya tidak suka dengan sikap
kasar yang engkau tunjukan.
Adalah
benar, suara keras yang engkau ucapkan begitu menakutkan kala itu.
Adalah
benar, selama ini saya menyimpan ketidaksukaan dimasa kecil hingga saat ini.
Adalah
benar, saya lebih mencitai Ibu daripada dirimu Ayah.
YA
ALLAH...
AMPUNILAH
SEGALA DOSA-DOSA HAMBA TERHADAPNYA SELAMA INI.
Saya
memang begitu tidak adil atas pembagian rasa sayang saya kepada kedua orangtua
saya. Entah karena saya terlahir sebagai perempuan sehingga saya lebih
menyayangi Ibu (Mama). Entahlah...!
Namun
satu hal yang terlantunkan sama untuk keduanya:
ALLAHUMMAGHFIRLI
WALI WAALIDAYYA WARHAMHUMA KAMA RABBAYANII SHAGHIRAA...
“ya Allah, sayangilah kedua
orangtuaku sebagaimana mereka menyeyangiku diwaktu kecil.”
Bukankah
itu adil?
Hari
ini, ada hal yang berbeda saat saya mendengar Ayah lagi sakit.
Terdengar
biasa.
Namun
ketika Mama yang lagi sakit, saya begitu ketakutan untuk kehilangannya.
Tidak...!!!
Kini
semua rasa itu berubah. Memang ketika saya di Batam, dan mendengar berita Mama
sakit kala itu, saya bergegas untuk pulang. Dan saat ini saya mendengar Ayah
yang sedang diinfus, dan saya di Malaysia, saya juga ingin kembali secepat
mungkin. Namun perbedaan proses perpulangan dari Batam ke Medan, dengan
Malaysia ke Medan, membuat perjalanan itu terasa sulit. Tetapi saya tetap
peduli dengan beliau, saya masih berusaha mencarikan obat-obatan untuknya.
Ada
rasa yang memang tak tersampaikan untuknya. Saya memang tidak begitu dekat
dengan beliau dari dulu dan mungkin bisa dibilang hingga saat ini. Mungkin
disebabkan oleh sikapnya yang keras ketika mendidik kami diwaktu kecil. Dan
pertengkaran-pertengkaran yang sering terjadi di depan mata saya, membuat hati
ini tersayat dan takut untuk bercengkrama lebih dekat dengannya.
Kini,
semua berbeda. Rasa tidak suka itu telah menjadi rasa kasihan dan iba. Ayah
yang dulu selalu garang dan keras mendidik kami (kecuali adik saya, beliau
sedikit lunak, walaupun terkadang sesekali ada juga), sekarang beliau sedang
sakit (Diabetes), dan kemaren adik saya bilang beliau sedang diinfus karena tak
selera makan (lemas). Dan saat melihat beliau melalui video call, rasanya ingin
nangis liat kondisi ayah yang mulai terlihat kurus.
Sebenarnya,
begitu banyak yang bisa saya tuliskan tentang kebaikannya di sini. Namun,
kebaikan itu seolah menghilang dari lemari-lemari penyimpan kenangan di otak saya.
Yang telah tertimbun oleh kenangan-kenangan pahit dan tidak menyenangkan selama
ini.
Salah
satu diantaranya; Ayah selalu memberikan uang jajan lebih untuk saya
dibandingkan Mama. Ayah selalu mengantar saya pergi sekolah saat SMP hingga
SMA. Dan satu kejadian yang tidak pernah saya lupakan adalah; ketika di SMA,
saya tertangkap basah membawa handpone ke sekolah. Dan itu memang pelanggaran.
Lalu orangtua saya dipanggil ke sekolah, dan ujung-ujungnya pihak sekolah
meminta denda Rp.50.000 (jumlah yang begitu besar kala itu). Akan tetapi Ayah
tidak terima dengan aturan itu, bahkan Ayah menjelaskan bahwa saya membawa
handphone untuk berkomunikasi dengan beliau untuk menjemput saya di sekolah
apabila telah selesai jam sekolah. Namun, pihak sekolah tidak menerima alasan
apapun dan tidak ada kata toleransi.
Lalu
Ayah emosi (memang watak beliau begitu), dan mengatakan “sekolah yahudi, tidak
ada toleransi.” Pertengkaran antra Ayah dan guru pun terjadi di depan
teman-teman dan kakak-kakak kelas. Dan itu rasanya malu teramat sangat....!
(beneran, rasanya saat itu juga pengen keluar dari sekolah itu).
Keesokan
dari kejadian itu, saat upacara. Guru yang bertugas berpidato di depan lapangan
mengungkit-ungkit kejadian saya, meskipun beliau tidak menyebutkan nama, akan
tetapi saya rasa sebagian teman-teman paham hal itu. Yaaah...hal yang paling
memalukan.
Tetapi
mungkin kalau Mama yang datang menemui guru saya masa itu, akan lebih parah
lagi kali ya, tahu lah ya kalau emak-emak kalau dah merepet. Hehe....
Ya
Allah...
Saya
tak perduli dengan semua yang dulu telah terjadi. Sekarang yang hamba inginkan
adalah; izinkan Ayah menjadi wali nikah hamba, saat seorang lelaki tepat datang
meminta saya menjadi istrinya dihadapan Ayah kelak.
Izinkan
calon imam saya dapat berjabat tangan dengan Ayah dihapan para saksi dan tamu
undangan.
Izinkan
kedua orangtua hamba melihat hamba dan keluarga kecil hamba mencetak
generasi-generasi pecinta islam, ya Allah.
AAMIIN....AAMIIIN...AAMIIN....YA
RABBAL ‘AALAMIN.
YAA
RAHMAN
YAA
RAHIM.....
PENANG, 17 DES 2018
BATU KAWAN
10:15 PM
0 Response to "RASA SESAL YANG MENYAKITKAN"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys