CARA ALLAH MEMBERIKANMU KASIH SAYANG

KEMUDAHAN IALAH KASIH SAYANG ALLAH UNTUK KITA #2
TITIK TERSULIT; 2

BACA KISAH SEBELUMNYA DI SINI BIAR NYAMBUR YA DEARS....

Tidak lama setelah tinggal di sana, saya mendapat pekerjaan (menjadi guru TK), yang gajinya memang tidak akan tercukupi secara logika. Saat itu gaji saya Rp.600.000,- dipotong untuk makan, uang jajan (minyak motor) dan perlengkapan lainnya. Sehingga selama saya mengajar, saya tidak lagi mengirim uang bulanan untuk orangtua saya dan cicilan kuliah pun terbengkalai. Tetapi saya tetap jalani demi bertahan hidup, dan urusan yang lain saya serahkan kepada Allah.

Di masa sulit itu, tiba-tiba Zahro memberikan saran untuk membaca Al-ma’shurah (zikir pagi-petang) dibaca rutin. Maka nasihat itu saya lakukan secara rutin (kalau tidak salah, selama sebulan) dan mulai hafal beberapa ayat-ayat di dalamnya. Kemudian tidak sengaja, saya menemukan postingan dari ust. Muhammad Jaber (Abang dari ust. Ali Jaber). Beliau mengumumkan Mushabaqah Dzikir di akun IGnya. Dan langsung saya mengikuti kompetisi itu. singkat cerita saya ditelpon oleh pihak beliau dan dites hafalas dzikir tersebut. Dan hari berikutnya saya mendapatkan pengumuman bahwa saya terpilih menjadi juara ke 3. Alhamdulillah....

Rasanya seperti mimpi, di saat saya memiliki hutang dan tidak tahu harus melunasi dengan cara apa, lalu Allah memberikan rezeki dengan cara yang luar biasa. Alhamdulillah saya dapat uang satu juta dari kompetisi itu.

Tidak berhenti sampai di situ saja, kesulitan terus datang silih berganti. Terutama kesulitan keuangan. Pada saat itu memang Allah uji dengan kesulitan uang, bukan untuk makan, tetapi untuk bantu orangtua, dan bayar uang kuliah (semester akhir). Namun, hal itu tidak membuat saya terlalu cemas. Entah kenapa saya melewati ujian itu seperti tidak terbebani. Semua terasa ringan meskipun sebenarnya saya pikir-pikir sekarang adalah hal yang berat. Bayangin saja, orangtua saya yang biasa selalu menerima kiriman uang tiap bulan, saat itu sudah tidak pernah ngirim uang lagi, dan terlebih masalah kuliah, sudah hampir menuju gerbang akhir, tetapi malah tidak punya uang untuk meneruskannya.

Kalau bukan karena Kuasa Allah SWT, mungkin saya tidak akan pernah merasakan nikmatnya dekat dengan-Nya, bertemu dengan orang-orang luar biasa, tumbuh dilingkungan orang-orang pencinta Al-Qur’an, merasakan hidup sebagai santri, merasakan usaha untuk menghafal dan nikmatnya bangun tengah malam bersama-sama dalam melantunkan KalamNya.

SUBHANALLAH....WALHAMDULILLAH...WALAAILA HA ILLALLAH... WALLAHU AKBAR.

Dalam hidup ujian memang selalu ada dan kita tidak akan pernah selamanya tersenyum kecuali jika kaki kita telah menginjak syurga. Namun bukan berarti kita akan selamanya mengalami kesedihan. Semuanya akan Allah gilirkan, seperti pergantian siang dan malam, juga seperti hujan dan pelangi.

Lalu, hutang kemudian sillih berganti, dari si A, kemudian si B, lalu ke si C. Saya selalu berhutang untuk menutupi kekurangan-kekurangan saat menyelesaikan administrasi kampus. Dan pada saat itu juga, ada konflik internal yang terjadi di kampus. Tidak tahu apa penyebab awal mula terjadi, para mahasiswa sudah ramai menggelar aksi demonstrasi di depan halaman kampus STAI – Ibnu Sina, yang kebetulan pada saat itu saya pulang kampun saat lebaran.

Oh ya, Alhamdulillah sekali, saya dapat pulang kampung meski uang diujung tanduk. Padahal ketika gaji saya banyak, waktu untuk merayakan idul fitri di kampung (mudik) itu sangat sulit untuk cuti (ketika saya kerja di PT). Dan juga tiket pesawat yang melonjak tinggi saat hari lebaran tiba. Sehingga terkadang saya beranggapan, jika pulang kampung akan membuang uang hanya untuk tiket pesawat, dan lebih baik uang tiket mudik itu saya kirim untuk mama sebagai THR mereka. Dan itulah kenapa selama saya kerja di perantauan saya tidak pernah mudik.

Namun saat saya di Rumah Qur’an, justru pihak pondok memberikan tiket pulang (mudik) agar saya dapat merasakan kebersamaan di hari raya. Itulah keberkahan yang saya dapatkan. Kemudian tiba-tiba saya mendapatkan info dari teman bahwa pihak BUMN kepal kelud mengadakan mudik gratis. Tanpa pikir panjang lagi, saya ikut serta dalam kompetisi itu. dan Alhamdulillah dapat...! sehingga pihak pondok tidak perlu mengeluarkan uang untuk ongkos mudik saya.

Tahun 2017 itu hari raya saya bersama keluarga setelah sekian tahun tidak pernah mudik. Rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Selama di kampung halaman, mulailah terdengar kerusuhan di kampus. Saya melihat postingan-postingan teman-teman yang menggelar aksinya di depan kampus dan menuliskan beberapa petisi untuk ketua kampus.

Belum juga kelar kuliah saya, ternyata kampus yang sedang saya jalani ternyata kisruh. Disebabkan ketua kampus yang tidak adil; mengeluarkan dosen yang sudah berjasa terhadap kemajuan kampus dan ahli dalam bidangnya. Dan kebetulan dosen pembimbing skripsi dan semua dosen yang baik pada saya adalah korbannya. Tanpa pikir panjang lagi, saya ikut dalam barisan orang-orang yang menentang kebijakan itu. meskipun saya masih di kampung, saya berpesan pada teman-teman bahwa saya ikut pada barisan seperti kalian.

Di saat mereka sibuk mengurusi kondisi kampus, saya tetap asik berkumpul dengan keluarga. Hingga hari H perpulangan ke pondok hanya tinggal menghitung hari. Lalu tiba-tiba pengurus pondok mengirimkan pesan kepada saya bahwa saya harus pergi ke bukittinggi untuk belajar. Dan tahu donk ya, pastinya senang banget dapat perjalanan gratis lagi. Dengan senang hati saya ikuti instruksi pihak pondok. Dan saya dibelikan tiket pergi dari Medan ke Bukittinggi.

Alhamdulillah... lagi-lagi Allah berikan nikmat yang tidak pernah saya duga-duga. Di saat saya dalam kesulitan, Allah selalu memberikan kebahagian. Perjalanan itu sudah beliau siapkan, Ummi Sari, ketua yayasan Cahaya Diatas Cahaya. Pondok tahfiz yang ada di Bukittinggi. Dan saya diarahkan untuk naik travel yang dapat mengarahkan saya ke pondok tersebut, dan supirnya juga sudah beliau amanahkan untuk menjemput saya di depan pintu keluar bandara. Ya Allah...serasa orang penting sekali saya pada saat itu.


Awalnya saya khawatir, pertama, karena memang saya tidak pernah sama sekali menginjakkan kaki ke Bukittingi, kedua jarak tempuh yang sangat jauh, apalagi saya orangnya yang tidak kuat dalam perjalanan (takut muntah) dan tidak membawa perlengkapan (kantong plastic). Namun, disitulah Allah memberikan kuasanya pada saya. Meskipun berjam-jam perjalan dan mutar-mutar kota Bukittinggi itu, saya merasa tidak pening atau pun mual. Subhanallah... sampai pada akhirnya saya tiba di depan rumah tahfidz tersebut dan disambut oleh Kak Aini, yang pada saat itu saya tidak tahu kalau beliau itu Musyrifah pondok qur’an yang saya datangi.
Singkat cerita di pondok Bukittinggi, saya belajar untuk mentalqi anak-anak dalam proses menghafal. Saya mencontoh Kak Aini dan Kak (lupa) guru TK yang sudah sangat mahir dalam mengajar anak-anak. Saya di sana belajar dan sambil jalan-jalan. Ummi Sari memberikan saya waktu satu hari sebelum berangkat pulang ke Batam untuk mengunjungi jam gadang dan sekitarnya. Dan di situ juga saya bertemu dengan Kak Ira, santri dewasa yang tinggal di pondok tersebut.

Masya Allah...salah satu cita-cita saya Allah kabulkan, yaitu; saya ingin berkeliling dunia dengan belajar dan mengajar Al-qur’an. Dan lebih tepatnya saya belajar Al-qur’an serta pergi tanpa mengeluarkan uang sedikit pun.

Setelah beberapa hari disana, kalau tidak salah satu minggu. Saya bertolak lagi ke pekanbaru. Karena pada saat itu tiket pesawat yang mahal dari Bukittingi ke Batam. Sehingga Ummi Sari mencari alternative lain, seperti betolak dari Bukittinggi ke Pekan Baru dengan menggunakan travel dan nginap sebentar di rumah temannya Ummi Sari, dan kami sampai di sana subuh dengan perjalanan malam dari jam 10 malam hingga jam 5 subuh. Di situlah saya mabuk darat (muntah), yang memang jalannya berputar-putar.

Masya Allah...saya tidak bisa berhenti mengucap syukur atas nikmat Allah yang luar biasa itu, yang tak pernah saya pikirkan dan saya  rasakan sebelumnya. Cucuran kasih sayangNya benar-benar saya rasakan. Sehingga saya tidak terpikir lagi tentang kuliah saya yang sedang kisruh di sana.

Nikmat yang tidak pernah terduga itulah nikmat yang luar biasa yang pernah saya rasakan. Dan siapa pun mendapatkan nikmat tak terduga dari Allah pasti akan berucap syukur sebanyak-banyaknya, karena memang Kekuasaan Allah sangat lah besar. Dia bisa berbuat apa saja untuk menghapus rasa sedih dan gundah di hati kita. Dan yakinlah bahwa Allah itu bersama kita lebih dekat dari urat nadi leher kita.


*terkenang masa-masa paling bahagia yang pernah saya rasakan. Dan masa dimana saya dapat kenikmatan kedekatan Allah sepanjang hari-hari saya.

Penang, 6 Jun., 19

0 Response to "CARA ALLAH MEMBERIKANMU KASIH SAYANG"

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel