TIPS DAN TRIK PERJUANGAN MENJADI ORANGTUA PART 2

Baca cerita seberlumnya di sini.

Masih Dengan Perjuangan ASI

Saya yakin, semua ibu-ibu di luar sana pasti pernah ngalami drama per-ASI-an; lecet, bengkak, dan lain sebagainya .

Pun saya. Terjangkit mastitis itu memang sakit banget, apalagi disertai lecet. Hmm... rasanya, Masya Allah deh.

Tapi jangan khawatir. Kalian bisa atasi sendiri kok, caranya:
  1.  Kompres dengan air hangat
  2.  Lakukan pemijitan melingkar atau menurun
  3. Sering-sering disusuin ke bayi
  4. Pada saat mandi jangan lupa di pijit juga PD yang bengkak tersebut
Beberapa hari mengalami sakit tersebut, mau tidak mau saya harus tetap dbf kepada beby Z. Alasannya ya, karena ASI itu sendiri yang akan menyembuhkan —tapi ya, nggak se-instan itu— dan prosesnya itu menguras air mata. Saya berkali-kali menumpahkan air mata. Dan bergumam, ya Allah...se-begininya perjuangan menyusui.


Rasanya hampir ingin putus asa, lelah merasakan sakit terus menerus. Tapi balik lagi ke hati kecil yang paling dalam, gak boleh egois, sekarang kamu itu seorang ibu. Sebagaimana Mamak memperjuangkan hidupmu saat kecil hingga dewasa, begitupun kamu harus memperjuangkan hidup anakmu.

Lalu semangat saya terpacu. Saya mulai banyak mencari info dan membaca artikel yang bertebaran di sosmed. Akhirnya saya tercerahkan dari IG Teh @zahrakhayra, yang ia pun mengalami kesakitan yang sama, mungkin lebih parah.

Dari cerita-cerita beliau di akun instagramnya, saya pun harus melakukan hal yang sama. Bertahan dan keras kepala. Apatah lagi ia menyebutkan sebuah hadits di sana,

“Dari Abu Umamah r.a. Rasulullah saw bersabda: kemudian malaikat mengajakku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular. Aku bertanya, “ada apa dengan mereka?” Malaikat menjawab, “Mereka adalah wanita yang tidak mau menyusui anaknya (tanpa alasan yang dibenarkan). (H.R Ibnu Hibban)
Hadits tersebut cukup memantik semangat saya. Semoga kalian yang sedang berjuang memberikan ASI, tetap optimis ya.

Jangan berkecil hati, jika kalian tak bisa meng-ASI-hi. Allah Maha Tahu kesanggupan dan keterbatasan hamba-Nya.

Allah SWT, juga akan menilai setiap usaha, tetes keringat dan air mata perjuangan kita seperti apa. Semuanya tak akan sia-sia.

Kehilangan Me-Time. Jadi Our-Time

Yang namanya adaptasi dengan suasana baru, tentu tidak mudah. Tetapi jika di kelilingi oleh support system yang baik, pasti terasa indah.

Sama seperti ketika baru pertama kali hijrah. Awalnya terasa susah bukan? Ya, karena kita belum menemukan support system atau tim untuk menguatkan proses kita.

Sama halnya proses saya kini. Menjadi orangtua baru bagi baby Z adalah anugrah terindah. Namun bukan tanpa rintangan. Menyenangkan, namun penuh tantangan yang akan jadi kenangan setiap prosesnya.

Alhamdulillah, suami adalah support system terbaik yang Allah hadirkan dalam hidup saya. Tanpa pengalaman mengurus bayi sebelumnya, tetapi ia penopang dikala saya tumbang. Bahu dan kakinya menjadi payung teduh untuk kami.

Tak terkira berapa banyak pengorbanannya dan menjadi pendamping sekaligus sebagai orangtua bagi anaknya.

Memang, saat kehadiran baby Z, sangat merubah segala sisi diri saya. Merubah fisik, psikologis, waktu, pola pikir, dan banyak lagi.

Kadang rindu sekali bisa leyeh-leyeh (santai) sambil menghabiskan waktu dengan bermain hp, atau baca buku seharian hingga khatam, nulis di buku atau laptop, blogging tour, bikin tulisan di mading. Ah, masa single.

Tak mengapa, saya ikhlas meninggalkan itu semua. Demi anak. Waktunya sudah berbeda dan berubah. Sekarang waktunya melakukan aktivitas masa single (yang tadi) bersama kesayangan dan baby Z.

Seperti yang saya katakan, awalnya memang sulit. Sangat letih. Pola istirahat kacau. Sosialisasi berkurang.

Namun, ada satu hal yang tak bisa diungkapkan. Menjalani kehidupan sebagai orangtua, justru kesempatan yang teramat berharga untuk disia-siakan.

Jadi untuk me-manage waktu yang ada. Saya punya trik tersendiri. Seperti;
  • Beraktivitas jika baby Z sudah tidur.
  • Untuk memasak, malam hari saya sudah prepare semua bahan yang akan saya eksekusi esok pagi. Jadi tinggal cemplang-cemplung.
  • Selalu sediakan bumbu giling di kulkas, seperti duo bawang (baput dan bamer) yang sudah saya blender. Atau bumbu lainnya seperti gulai, sayur asam dan lain sebagainya.
  • Ikan dan sayur stanby, tinggal di cuci saja.
Ya, begitulah. Sederet perencanaan saya ketika baby Z tidur. Artinya saya hanya punya waktu 1-1,5 jam untuk beraktivitas. Jika masih tidur dan pekerjaan sudah selesai, itulah bonus bagi saya. Langsung me-time donk.

Kegalauan Melanda Pilihan

Setelah berganti status, menjadi orangtua. Pasti menginginkan yang terbaik bagi sang anak. Dalam hal apa pun. Yang bayi butuhkan.

Tentu saja, kami menginginkan yang terbaik untuknya, baby Z.
  • Mulai dari memilih perlengkapan bajunya, seperti bahan pakaian, model pakaian yang cocok pada setiap usianya. Tapi Alhamdulillah, kakak ipar punya stok baju yang banyak sekali dari anak pertama dan keduanya. Sehingga pengeluaran untuk beli baju bisa di hitung jari. Mungkin 5 setel saja baju yang kami beli sendiri. Selebihnya banyak dari pemberian keluarga dan teman.
  • Sabun mandi, krim popok, minyak telon, baby oilnya, kami pilih dari merk dan kandungan apa yang tepat untuknya. Kalau ini kami pilih random, sesuai kebutuhan kulit bayi dan aroma yang segar, pastinya. Oh ya, sempat juga beli bedak tabur. Eh, setelah dapat ilmu baru. Ternyata bedak tidak dianjurkan untuk sang bayi. Karena bisa mengganggu pernafasannya.
  • Awalnya saya memutuskan untuk memakai popok kain ketika newborn kecuali saat bepergian. Itulah sesekali. Dan hanya bertahan selama 2 bulan saja. Karena mbak cucinya sudah habis kontrak. Jadi saya beralih ke diapers. Namun sepertinya kurang pas di hati. Selain nambah polusi, takut iritasi kulit pada Baby Z. Jadi jalan tengahnya, bergantian antara clodi dan pospak (popok sekali pakai). Terlebih saya tipe yang jarang nyuci. Dua kali sehari.
Menjadi orangtua tidak ada sekolahnya. Berbekal naluri dan memposisikan diri sebagai seseorang yang ingin berbuat terbaik untuk manusia terlemah.

Jadi, menjadi orang tua itu perlu berpikir bagaimana kita bisa melakukan yang terbaik untuknya, seperti;
  1. Bagaimana memberikan kenyamanan untuknya
  2. Memperhatikan tumbuh kembang tiap tahapan usianya.
  3. Memonitor berat badan, panjang badan, dan lingkar kepalanya setiap bulan
  4. Memperhatikan gizi dan nutri yang ia konsumsi
  5. Melindunginya dari ketidaknyamanan dan ancaman yang dapat membahayakannya.
  6. Menstimulasi dan mengajarinya hal-hal baru.
Intinya kita harus berpikir bagaimana cara terbaik untuk menumbuhkan anak sekecil ini agar berkembang menjadi apa yang kita harapkan.

Nah, untuk itu kita perlu ilmu. Apa yang menjadi tujuan kita kepada si kecil —setelah dipetakan— seperti di atas. Maka kita cari ilmunya.

Maka dari itu, menjadi orangtua tak ada sekolahnya, tapi apa yang menjadi keinginan kita terhadapnya, itulah yang perlu kita pelajari dan cari ilmunya.

Balik lagi ke diri kita, mau upgrade ilmu atau tidak. Atau hanya mengkonsumsi dari ilmu “katanya” yang tidak berdasar.

Kalau saya, mencari ilmu atau menambah ilmu (apapun itu) hukumnya wajib. Meskipun ilmu yang masuk ke kepala hanya sedikit per harinya, itu jauh lebih baik. Ketimbang hari kita kosong tanpa pemasukan ilmu sama sekali.

Yang Sesungguhnya Terjadi

Pernah tidak merasa gemes lihat anak kecil

Iya, karena yang kita lihat luarnya mereka tampak bahagia ketika bermain dan menggendong anak-anaknya. Tetapi sesungguhnya, saat kita yang menjalani semua kehidupan orang yang dulu kita anggap bahagia. Itu hanya halusinasi.

Oleh karena itu, jangan pernah termakan dengan kehidupan selebgram dan orang-orang yang memajang kebahagiaannya di sosmed. Itu semua fatamorgana. Jangan pernah berpikiran menikah hanya ingin melepas status, ikut-ikutan teman, atau ketika ada yang ngajak serius kamu langsung meng-iya-kan tanpa melihat dari segala sisi si calon. Itu akan membuatmu lelah di jalan. Sebab, menikah adalah proses panjang. Maka persiapannya pun harus benar dan matang.

Setiap fase kehidupan, kita akan selalu diberi tantangan dan ujian. Tak terkecuali siapapun itu. Jalanilah peran kita masing-masing tanpa membandingkan dengan kehidupan orang lain. 

Nikmatilah peranmu sekarang, di mana kamu sedang berlakon.

Banda Aceh, 6.6.2021

0 Response to "TIPS DAN TRIK PERJUANGAN MENJADI ORANGTUA PART 2"

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel