Kenapa Saya Memutuskan Untuk Bercadar.

CADAR/NIQOB/PURDAH

“Cadar itu kan gak wajib”.
“Gak usah lebay kali lah”.
“Pake cadar itu ribet.”

Sederet komentar yg menciutkan hati.
Konsekuensi pilihan itu memang selalu ada. Selalu ada pro dan kontra.
Termasuk diri sendiri. Satu sisi pro dan sisi lainnya kontra.

Satu sisi yg sgt sy suka adlah karena simple style, not busy to use make up, dan nggak diliatin lama2 sama org (terutama laki-laki). Namun, disisi yg lain, sya masih belum bisa membiasakan diri bila ingin makan di tempat umum yang terbuka. Dan itu benar-benar ribet. Lalu ketika saya makan, sy menjadi pusat perhatian, seolah-olah mereka penasaran, bagaimana cara wanita bercadar makan, sehingga mereka begitu antusias memperhatikan saya. I don’t know, it’s just my feeling or not. But that is what I feel. And not cozy so much.

Tapi yang jelas, sy menggunakannya karena sy ingin menutup sifat sombong dlm diri saya.

Pernah sy dipuji oleh seorg lelaki yg mengatakan “manis kali senyumannya.” Dan wanita mana sih yg tidak senang dgn pujian, apalagi dari laki2. Kemudian timbullah rasa ingin dipuji, ingin diperhatikan, ingin terlihat cantik dsb, yg kemudian menjadikan hati sya merasa buruk. Sy takut menjadi habit yg tidak sehat sbg muslimah.

Kemudian soal “tabaruj”. Mana ada wanita tanpa bedak, lipstik, eyeliner dll. Kalau pun ada hanya berbanding 2 dari 50 org di muka bumi ini yg berpenampilan cuek.

Sesimple-simplenya make up cewek, pasti menggunakan skin care juga, eyeliner/ alis, dan lipstik/ lipgloss. Dan tentu niat pakai itu ingin terlihat bagus/ cantik kan? Lalu beralasan perawatan untuk calon suami.

Yupz... sy juga demikian. Mencari alibi dgn mengatas namakan ‘perawatan’ utk calon suami nanti. Tp yg menikmati sebelum itu adalah yg bukan tujuan utamanya.

Maaf, bukan sy merasa sok suci atau sudah paham tentang aturan agama. Tp itulah yg sy baca dlm diri sy. Ini utk saya pribadi.

Buat apa sih sy bercadar?
Ya, karena sy ingin belajar tidak tabaruj, bljar utk tidak tebar pesona pd lelaki lain, tdk ingin dipuji, dan tdk ingin dilihatin.

‘Loh, bukannya pakai cadar malah jd pusat perhatian?’

Mereka melihat karena mungkin dlm diri mereka bertanya “kok bisa ya, dia syar’i begitu. Aku kapan?” Atau mungkin ada rasa kagum dengan aturan islam yg menjaga dan memuliakan wanita dgn pakaian seperti itu.

Jawaban di atas sy dptkan dari teman sy, ketika sy bertanya “caca pakai cadar, biar gak diliatin sama org kak, tp ternyata, setelah bercadar caca jd pusat perhatian.” Dan kakak itu blg seperti yg diatas tadi.

Wah, bisa jadi jawaban kakk itu ada benarnya. Mereka melihat bukan ke diri sy, tp melihat dari sisi lain. Dan ketika bny yg berkomentar, “makin cantik setelah bercadar”. Itu bukan karena orgnya, tetapi karena Allah memang sebaik2 Pen-design aturan yg terhebat. Karena Allah yg mebuat mata mereka melihat begitu bagus aturan Syariat Islam. Karena Allah Mahatahu segalanya. Karena Allah membuka hati mereka utk menerima aturan islam.

Dan sy masih belajar untuk berusaha memperkenalkannya, meski terkadang gak istiqomah.


Penang, 14 August 2018 / 2 Dzulhijjah 1439H

0 Response to "Kenapa Saya Memutuskan Untuk Bercadar."

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel