SEJARAH AGAMA BERMULA DI MEKAH.
Kapankah sejarah keagamaan Mekah bermula?
Menurut sejumlah penulis sirah dan sejarah Mekah, sejarah keagamaan Mekah bermula dari era Syaits bin Adam. Artinya, inilah fase pertama sejarah kuno Mekah yang tidak kita ketahui, kita hampir tidak mengetahui tentang fase tersebut.
Mekah pada masa kuno tersebut adalah tempat ibadah. Sebelum Ibrahim datang ke sana bersama ankanya, ibadah mengalami perkembangan di sana sebelum akhirnya berubah paganisme yang dikotori oleh kotoran-kotoran kaum Nuh ―sebelum terjadi banjir besar― hingga mengotori kesucian BAitul Atiq.
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekkah)[1]yang diberkahi dan menjadikan petunjuk bagi seluruh alam.” (Ali imran: 96).
Al-qur’an juga menyebutkan tentang kaum Nuh dan berhala-berhala mereka;
“Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr’.” (Qs. Nuh: 23).
Berhala-berhala yang disembah kaum Nuh sebelum terjadi banjir besar masih menyisakan kotoran yang tercermin di balik lima nama barhala bangsa Arab di era jahiliyah.[2]
Setelah itu Ibrahim datang bersama anaknya. Saat itulah lembaran sejarah baru Mekah, baitul atiq dan bangsa Arab bermula.
Sebelum kisah Ibrahim datang bersama anaknya, Ismail. Ibrahim meninggalkan istri dan anaknya di padang pasir yang tandus, dan ketika itu ia berdoa kepada Allah agar menjadikan hati para manusia condong kepada perintahNya yang Allah abadikan dalam ibadah haji, karena perjuangan istri Ibrahim A.S.
Para penulis menuturkan bahwa Jurhum ―mereka inilah paman-paman anak Ismail- mengurus Baitul Atiq dan memenuhi jalanan Mekah, hingga Mekah penuh sesak oleh para penghuni pertamanya dimulai dari anak keturunan Ismail.
Ketika Jurhum berkuasan penuh di Mekah, mereka berbuat semena-mena dan zalim. Mereka juga memakan harata Ka’bah yang dihadiahkan para pengunjung kepadanya.
Ibnu Ishaq menuturkan, “Mekah tidak mengakui kezaliman ataupun kesewenang-wenangan. Tidaklah seseorang berbuat sewenang-wenang di sana, melainkah mekah pasti mengusirnya. Tidaklah seorang raja berniat untuk menghalalkan keharaman Mekah, melainkan ia pasti bisana di tempat. Hingga ada yang mengatakan bahwa Mekah dinamakan Bakkahkarena kawasan ini mematahkan leher para penguasa zalim, ketika mereka melakukan suatu kejahatan di sana.”
Kemudian Tubba’, penguasa Himyar terakhir, suatu ketika melintas di dekat Mekah di tengah perjalanan menuju Yaman. Lalu ia didatangi beberapa orang dari keturunan Hudzail bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar. Mereka kemudian berkata kepada Tubba’, ‘Wahai paduka raja! Maukah kami tunjukkan kepadamu sebuah rumah berisi harta benda melimpah yang dilalaikan oleh para raja sebelummu; di dalamnya terdapat permata, mutiara, yaqut, emas dan perak?”
Mereka berkata, “sebuah rumah di mekah yang disembah oleh penduduknya, dan mereka shalat di dekatnya.”
Sebenarnya orang-orang Hudzail ini hanya ingin membinasakan Tubba’ dengan hasutan tersebut, karena mereka tahu, siapa saja yang ingin berniat melakukan perbuatan semena-mena di sana, ia pasti akan binasa.
Para periwayat lain mengatakan bahwa Tubba’ mendatangi Mekkah untuk menghancurkannya, namun ia terkena penyakit hingga kepalahnya mengeluarkan nanah dan berbau busuk hingga tidak ada seorang pun yang kuat mendekatinya. Konon, angin kencang berhembus menerpanya hingga kedua tangan dan kakinya lumpuh. Pada akhirnya ia memanggil dokter untuk menyembuhkan penyakitnya, akan tetapi tidak ada yang dapat memberikannya obat.
Sampai akhirnya dua pendeta yahudi datang kepada Tubba’
Bersambung..........
03 Ramadhan 1440 H
8 Mei 2019.
Batu Kawan
0 Response to "SEJARAH AGAMA BERMULA DI MEKAH."
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys