SOSOK WANITA MENURUT AL-QUR’AN


Kita ketahui bersama bahwa Allah sangat memuliakan wanita. Allah memberikan kehormatan, pahala, apresiasi dan kedudukan bagi wanita-wanita yang taat pada ketentuan-Nya.

Di dalam Al-Qur’an Allah juga mencantumkan nama-nama surah yang bermakna wanita/ perempuan; yaitu surah An-Nisa dan Maryam. Namun tidak terbatas pada kedua nama surah tersebut. Allah juga banyak menceritakan kisah-kisah di dalam Al-Qur’an terkait masalah wanita, semisalnya dengan kisah Khaulah binti Tsa’labah dalam surah Al-Mujadilah. Dan nasihat-nasihat bagi para istri nabi (wanita muslimah seluruh dunia) dalam surah Al-Ahzab: 28-36.

Mari kita simak kisah Khaulah binti Tsa’labah bin Ghannam bin ‘Auf bin ‘Amr Al-Anshariyah Al-Khazrajiyah. Ia adalah istri dari Aus bin Ash Shamit. Ia seorang wanita yang taat pada aturan Allah, meskipun ia memiliki suami yang kasar dan buruk perangainya.

Allah berfirman dalam surat Al-Mujadilah (58) ayat 1-2.
“Sungguh Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.  Orang-orang diantara kamu yangmenzihar istrinya, (menganggap istrinya sebagai ibunya), padahal istri mereka itu bukan ibunya. Ibu-ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.”


Dikisahkan bahwa Khaulah binti Tsa’labah telah mendapat zihar dari suaminya yang mengatakan, “Engkau seperti punggung ibuku.” Setelah berkata seperti itu, Aus bin Ash Shamit menginginkan dirinya kembali. Namun Khaulah enggan menuruti keinginan suaminya tersebut karena ia merasa telah di-zihar oleh sang suami.

Pada masa itu, para suami sangat suka menzihar para istri, namun pada masa itu karena para istri tidak tahu harus bagaimana serta belum turun ayat tentang permasalahan tersebut. Hingga pada suatu hari Khaulah mengadu perihal dirinya kepada Muhammad dan kemudia Allah menurunkan ayat Al-Mujadilah itu untuk menyelesaikan persolaan Khaulah dan kaum wanita pada masa jahiliyah tersebut.

Jika kita kaitkan dengan kisah di atas, Allah ingin memberikan pengajaran kepada wanita di seluruh dunia, terutama muslimah, untuk senantiasa mencari penyelesaian masalah dengan cara melibatkan Allah dan Rasul-Nya. Jika saat ini, kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah atau penjelasan-penjelasan yang telah Allah terangkan di dalam AL-Quran dan dijelaskan kembali melalui Rasul-Nya, Muhammad .

Tidak hanya itu saja, di dalam Al-qur’an masih banyak penjelasan tentang sosok wanita yang  menjadi tauladan bagi wanita muslimah seluruh dunia. Dalam konteks sosok seorang ibu. membahas sosok seorang ibu, Allah menceritakan 3 sosok yang dapat kita pelajari bersama di dalam Al-Qur’an, yaitu; Ummu Maryam, Ummu Ismail, dan Ummu Musa.

Subhanallah...
Jika kita mengetahui bahwa menjadi seorang wanita itu sangat beruntung.  Dan menyadari bahwa Allah SWT memberikan limpahan kebaikan kepada kita (kaum wanita) apabila menajadi wanita yang  Qanitath (taat tanpa paksaan) menjalankan semua perintah Allah dan menjadi istri yang sholihah bagi suaminya.

Kemuliaan dan keistimewaan itu Allah isyaratkan kepada dua kata di dalam Al-Qur’an yang mungkin kebanyakan wanita lain tidak mengetahuinya. Mengapa kita (yang telah menjadi ibu) disebut dengan kata; yaitu: Al-Ummu,  bukan Walidah, padahal memiliki arti yang sama.

Ummun/ Ummu yang di dalam Al-Qur’an disandingkan dengan perkara-perkara yang sifatnya penuh makna, seperti surah Al-An’am: 92.
“Dan ini (Al-Qur’an), kitab yang telah kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan mereka selalu memelihara shalatnya.”


Pada maksud ayat di atas adalah kata Ummul Qura yang berarti Mekah. Yang menerangkan bahwa Mekah disebut dengan Ummul Qura  yaitu sebagai ibu/induk kota-kota seluruh dunia.

Mari kita perhatikan, bagaimana kota Mekah sekarang ini menjadi pusat semua kota-kota yang ada diseluruh dunia. Di situlah Allah memilih menurunkan Al-Qur’an, melahirkan nabi terakhir, dan memilih membangun rumahNya, Baitullah.

Jadi, kalau kita lihat kata Ummu disandingkan dengan Al-Qurabermakna kota Mekah yang mengandung harapan. Begitu juga kata Ibu bermakna dari kata Ummun yang sejatinya menjadi pusat dan menjati tempat terbaik untuk melahirkan sesuatu yang terbaik.

Kemudian di dalam Al-Qur’an menyebutkan surah Al-Fatihah sebagai Ummul Kitab yaitu kitab induk. Jadi kitab Al-Qur’an ini adalah sebagai Ummul Kitab diantara kitab –kitab lain yang telah Allah turunkan untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dikitab sebelum-sebelumnya.

Dengan demikian, kata ibu yang Allah SWT tuliskan dalam Al-Qur’an disebut dengan kata Al-Um dan al-Walidah.

Apa perbedaan dari keduanya?

Al-Umdiartikan lebih kepada bobot makna seorang ibu sementara Walida lebih kepada fungsi reproduksinya saja. Contohnya di dalam Al-Qur’an selalu menyebutkan “Ibumu yang telah melahirkan, dan ibumu yang telah menyusui, dst...” Allah menyebut dengan kata Walidah. Tetapi ketika Allah menyebutkan bagaimana kegigihan ibu Maryam, bagaimana kegigihan Hajar, itu disebutkan dengan kata Al-Um. Dan kita, para wanita-wanita di seluruh dunia disandingkan dengan kata Al-Um.

Masya Allah....
Itulah kenapa kita para wanita dipanggil dengan sebetun Al-Um, sebab para wanita memiliki nilai yang tidak akan pernah sama dengan lelaki. Bukankah itu sungguh luar biasa? Wanita bukan hanya sekedar melahirkan dan menyusui. Melainkan memiliki tanggung jawab yang besar bagi seluruh anggota keluarganya, sebab ia adalah pusat/ induk pencetak orang-orang hebat dan terbaik.


“Penjelasan di atas saya dapat dari ustz. Eis.”

0 Response to "SOSOK WANITA MENURUT AL-QUR’AN "

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel