MERINDU BAGINDA NABI
Assalamualaikum dears...
Semoga Allah memberikan kesehatan untuk kita semua. Baik dari segi iman maupun jasmani.
Alhamdulillah, hari ini adalah Ramadhan yang ke 28. Tidak terasa sekali waktu itu berjalan kencang. Bulan suci ini akan segera pergi, dan saya, kamu dan kita semua tidak tahu apakah kita semua bisa bertemu dengan Ramadhan ditahun depan.
Semoga Allah pertemukan kita kembali dengan Ramadhan yang lebih baik dari sebelumnya dengan tingkat iman yang lebih baik. Aamiin....
Kali ini saya ingin me-review buku yang berjudul Merindu Baginda Nabi karya Habiburrahman El Shirazy. Pasti semua teman-teman sudah tahu donk, tokoh penulis buku ini. Dan saya yakin semuanya pasti sudah mengenal beliau.
Beliau sudah cukup terkenal dengan karya-karya bestseller-nya yang selalu mejeng di toko-toko buku seluruh kota –khususnya di Indonesia- kalau di luar negeri saya kurang tahu. Tapi menurut saya sih, buku-buku Indonesia itu susah di temukan, contohnya di Malaysia, tidak ada toko buku yang menjual buku Indonesia. Jadi kesimpulannya, buku-buku Indonesia tidak ada di luar negeri.
Oke. Masuk ke point-nya ya....
Buku yang telah saya baca beberapa minggu lalu ini sangat bagus, dan menggugah jiwa sekali. Sesuai dengan slogan beliau tulisankan di cover bukunya. Dan memang beliau selalu menulis buku yang tentunya memberikan kebaikan di dalam kisahnya.
Yang tahu buku-buku beliau boleh komen di bawah ya, apa saja buku-bukunya.....
Buku Merindu Baginda Nabi ini tidak sama dengan buku-buku beliau sebelumnya yang memiliki ketebalan yang cukup menguras waktu untuk membacanya, seperti buku; ayat-ayat cinta 1, ayat-ayat cinta 2, ketika cinta bertasbih, api tauhid, bidadari bermata bening, (saya tahu ini saja) jika teman-teman tahu lagi, komen di bawah.....!
Kali ini saya melihat buku yang berdominan berwarna hijau ini lumayan tipis, dibandingkan dengan buku beliau, apalagi kalau dibandingkan dengan ayat-ayat cinta 2, mmm...Masya Allah... buku MBN ini tak sampai setengah atau ¼ buku itu.
Ets...jangan sepele dulu, meskipun bukunya kecil dan tipis, tidak berarti isinya kacangan. Jangan menilai buku dengan ukurannya ya dears....
Buku MBN (singkatan saya sendiri) ini menceritakan seorang anak yang terbuang, lalu ditemukan oleh seorang nenek yang baik hati, kemudian dia diberi nama Dipah, yang arti namanya "dapat di tempat sampah".
Awalnya saat saya membaca dan menemukan nama itu, saya merasa ganjal saja dipikiran. Kenapa beliau kali ini memberi nama tokohnya seprti itu. biasanya nama-nama tokoh yang beliau ceritakan selalu penuh makna. Dan ternyata..... ada kelanjutannya dears...
Nenek yang mengasuh Dipah itu hanya ingin mengingat moment saat ia menemukan anak kecil itu. maklum lah, kan sudah tua. Nenek Tentrem namanya.
Kemudian, ada pasangan suami istri yang belum juga dikaruniai anak setelah menikah cukup lama. Karena mendapat kabar ditemukannya seorang bayi oleh seorang nenek, maka pasangan ini, Bu Sal dan Pak Nur berkenan sekali untuk mengangkat Dipah menjadi anaknya.
Dan pada akhirnya, setelah nenek Tentrem meninggal. Sang nenek mewakafkan tanah dan rumahnya untuk dijadikan panti asuhan, karena dia ingin anak-anak seperti Dipah lainnya ada tempat tinggal dan ada yang mengurusnya. Lalu amanah itu diemban oleh Pak Nur dan Bu Sal dan sekaligus mengangkat Dipah sebagai anak mereka.
Berikutnya setelah berpindah pengasuhan, nama Dipah diganti dengan nama Syarifatul Bariyyah, dan dipanggil dengan nama Rifa, anak yang pintar dan kebanggaan semua orang tua di dunia. Dan tentu Kang Habib selalu menarasikan tokoh-tokohnya dalam hal yang semua orang ingin menjadi seperti itu.
Rifa yang pintar, memenangkan student exchange (pertukaran pelajar) ke Amerika. Ia menjadi primadona guru-guru dan teman-temannya di sekolah. Dan pastinya selalu ada yang tidak suka dengan Rifa. Dan itulah konfliknya... persaingan antara teman.
Rifa adalah seorang anak yang sederhana, namun dengan semangatnya dia mampu menaklukkan kekurangan yang dia miliki. Dengan keterbatasan keuangan, bukan berarti dia tidak bisa berkeliling dunia.
Buku MBN ini sangat cocok sekali dibaca oleh mereka yang ingin mencari motivasi hidup, memacu semangat, dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Buku yang akan banyak memberikan pelajaran dan pengajaran berharga.
Dan dibagian akhirnya, saat saya membaca buku ini. Saya menangis karena keharuan yang diciptakan oleh Ayah Rifa yang meninggal di Tanah Suci, Mekkah. Masya Allah....
Oh ya... buku ini tidak seperti apa yang saya bayangkan. Saya pikir buku ini akan menceritakan kisah-kisah romantisme sepasang kekasih yang saling merindukan Baginda Nabi, ternyata ini menceritakan keluarga yang sangat harmonis dan religious yang sangant merindukan Baginda Nabi saw.
Buat teman-teman yang ingin membaca novel pembangun jiwa. Buku ini (Merindu Baginda Nabi) sangat cocok untuk menemani hari-hari kalian dan menjadikan koleksi ini salah satu deretan dari rak buku kalian, dears...
Selamat membaca ya....
Penang, 02 Juni 2019
28 Ramadhan 1440H
0 Response to "MERINDU BAGINDA NABI"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys