HANDPHONE MENGAJARKAN ARTI MEMAHAMI ORANG LAIN
Assalamualaikum....
Sedikit mengenang masa-masa suram dan memalukan saat usia remaja. tujuannya ialah ketika nanti saya tua, dan sudah pikun. tulisan ini akan sangat membantu saya mengingat masa lampau itu kembali.
Jaman dulu, tahun 90’an handphone itu barang mahal sekali. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memilikinya.
Dan saya sendiri merasakan perubahan dunia yang sangat cepat dan luar biasa, terutama perubahan penggunaan handphone. Kala itu, saat melihat handphone (tanpa kamera) sudah ‘wow’ sekali. Dan handphone tahun 90’an itu belum banyak menggunakan kamera. Juga merek terkenal itu; Nokia, Sony, Motorola. Dan belum ada Iphone, Black Berry, Vivo, Oppo dsb.
Jadul ya...
Kalau cerita jaman dahulu kala memang lucu sekali. Dan tahu lah ya, saya lahirnya tahun berapa? Haahhaha.....
Masa itu handphone tidak berwarna, alias hitam putih, tidak berkamera, design yang tebal dan aneh (bentuk daun), kotak lonjong, dll. Kalian yang lahir tahun 90’an pasti pernah tahu dong, bentuknya apa saja.
HP pada masa itu barang termahal. Ketika itu ayah membeli HP untuk kali pertama saat saya SD, itu pun saya takut untuk memegangnya, takut rusak. Secara benda itu mahal binggiiittt. Apalagi untuk mengutak-atiknya, mana punya nyali saya, hahaha...
Seiring berjalannya waktu, setelah saya SMP, dan kebetulan sekolah saya di kota, jadi saya bertemu dengan berbagai kalangan teman-teman. Nah, di saat itu lah ada yang sudah memiliki HP (meskipun tidak berkamera dan masih berlayar hitam putih) setidaknya dia lebih tajir dari saya. Karena, pada masa itu anak-anak yang memiliki HP itu orang-orang kalangan menengah ke atas. Termasuk kakak sepupu saya, dia orang pertama di kelas membawa HP ke sekolah (SMP) dan HPnya keren, tipe Nokia 3660 ( kalau tidak salah), itu HP mahal saat itu.
Yah, saya mah apa atuh...!
Saya ingin sekali punya HPsaat itu, tapi mana mungkin ayah bisa membelikannya.
Sampai di SMP kelas 3, keinginan itu terwujud. Itu pun HP paman yang dijual ke saya. Ceritanya, paman saya menumpang mengecas HP, dan meletakkan di atas kulkas. Beberapa jam kemudian saya ke dapur (sebenarnya ingin menyentuh sedikit tuh HP), tetapi hp yang di atas kulkas tadi sudah tidak ada. Lalu saya bertanya pada beliau, dan kagetlah paman saya karena dia belum mengambil HP itu tapi bendanya sudah tidak ada lagi di atas kulkas.
Singkat cerita, setelah tertangkap pencuri hp paman saya itu, saya membujuk paman untuk jual saja hpnya kepada saya, mungkin HP itu tidak cocok untuk paman, makanya hampir hilang. Saya bilang begitu. Jadi, paman setuju, dan itu HP pertama saya, Nokia 3660. Yang saya dapatkan dari menjual cincin pemberian Mama dan ditambah dengan uang Nenek. Hehehe.... lucu ya.
Bahagia dong, udah punya HP dan bisa dibawa ke mena pun.... norak banget.!
Singkat cerita, hp itu hilang ketika saya jalan-jalan ke medan saat mengantarkan nenek dan ayah berangkat haji, tahun 2004. Ah, saya nangis tidak karuan. Setelah itu, (saya lupa) darimana saya mendapatkan HP yang kedua. HP keluaran cina. Dan itu pun hilang di angkot saat pulang sekolah. Dan menangis sejadi-jadinya.
Cukup lama merasakan sakit hati kehilangan hp untuk kedua kalinya. Dan lama juga dapat gantinya. Kalau tidak salah HP yang kedua itu saya sudah di SMA.
Dan hp ketiga, saya dapatkan dari mencicil (kredit) saking niat banget punya HP. HP layar sentuh dan juga punya tombol di bawahnya (cina). Dan dibawalah ke sekolah.
Awalnya sekolah tidak melarang keras membawa hp ke kelas. Boleh di titipkan ke satpam atau di simpan dalam tas hingga jam pelajaran usai. Jadi, saya bawa HP itu ke kelas. Dan tiba-tiba ada pengumuman, “Tolong yang bawa HP titip ke saya, sebelum nanti diperiksa dan ketauan membawa HP, maka akan dikenakan denda.”
Dengan lugunya saya memberikan hp saya itu kepada guru tersebut. Dan ternyata sebagian lain memasukkannya dibagian terdalam, hahaha...teman cewek saya tuh, gitu. Ternyata, itu jebakan. Sebenarnya guru tersebut merazia secara halus. Dan saya sudah pasti korban dong. Saya memang lugu sekali pada masa itu. Hahahaha....
Setelah hp saya disita. Guru menyuruh orangtua saya untuk datang. Maka ayahlah yang datang ke sana. Pagi-pagi dengan rasa deg-degan saya berdiri disamping guru dan ayah yang sedang duduk berbincang. Kalau tidak salah, sang guru (saya lupa nama beliau tapi saya ingat wajah beliau) meminta uang denda sebesar 50rb. Sontak memancing emosi ayah (udahlah emang ayah saya tipe orang pemarah). Jadi ayah saya mengatai ‘sekolah yahudi, gak punya toleransi.’
Auto saya malu, karena ruang guru bersebelahan dengan kelas tiga (senior saya). Sehingga semua anak-anak kelas tiga melihat ke arah saya. Dan saya tidak tahu kelanjutannya, karena saya disuruh masuk kelas. Saya masuk kelas dengan muka tertunduk malu. Dan sampai di kelas saya menangis. Untung teman saya, Hera, jadi penenang saya. Makasi Hera.
Dan yang lebih malunya lagi, saat upacara bendera. Pembina upacara berpidato justru membesar-besarkan masalah itu dan menyindir-nyindir kejadian tempo hari (menyindir saya secara tidak langsung), saya lupa beliau berkata apa, tapi semua teman sekelas saya dan kakak kelas melihat ke arah saya. Bayangkan gimana posisi saya kala itu, guys...!!
Itulah kenangan pertama dan terakhir tentang HP. Dulu sungguh susah mau mendapatkan hp. Tetapi anak-anak jaman sekarang, HP sudah seperti kacang goreng, murah meriah.
Beruntunglah anak jaman now. Tapi jaman dulu lebih asik, bermain dengan segala jenis permainan bersama teman-teman. Apalagi saya jago sekali bermain gambar dan kuaci. Hahaha....
Ah, kalau di ingat-ingat jaman kecil, begitu menyenangkan daripada jaman sekrang. Kini, sudah tidak ada lagi anak-anak bermain di halaman. Hanya tinggal segelintir anak-anak saja.
Selain itu, saat saya pernah menemukan HP orang lain terjatuh di jalan. Saya sempat berpikir untuk tidak mengembalikan pada pemiliknya. Namun saya teringat kejadian, ketika saya mengalami hal itu (kehilangan HP karena terjatuh) dan rasanya sakit sekali. Dengan kejadian masa lalu itu, saya mengurungkan niat untuk mengambil HP hasil temuan tadi.
Bagaimana dengan kamu? Apa cerita pertamamu dengan HP?
Tanjungpura, 2 agustus 2019
Sedikit mengenang masa-masa suram dan memalukan saat usia remaja. tujuannya ialah ketika nanti saya tua, dan sudah pikun. tulisan ini akan sangat membantu saya mengingat masa lampau itu kembali.
Yang punya kisah serupa, boleh share ke saya.!
Jaman dulu, tahun 90’an handphone itu barang mahal sekali. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memilikinya.
Dan saya sendiri merasakan perubahan dunia yang sangat cepat dan luar biasa, terutama perubahan penggunaan handphone. Kala itu, saat melihat handphone (tanpa kamera) sudah ‘wow’ sekali. Dan handphone tahun 90’an itu belum banyak menggunakan kamera. Juga merek terkenal itu; Nokia, Sony, Motorola. Dan belum ada Iphone, Black Berry, Vivo, Oppo dsb.
Jadul ya...
Kalau cerita jaman dahulu kala memang lucu sekali. Dan tahu lah ya, saya lahirnya tahun berapa? Haahhaha.....
Masa itu handphone tidak berwarna, alias hitam putih, tidak berkamera, design yang tebal dan aneh (bentuk daun), kotak lonjong, dll. Kalian yang lahir tahun 90’an pasti pernah tahu dong, bentuknya apa saja.
HP pada masa itu barang termahal. Ketika itu ayah membeli HP untuk kali pertama saat saya SD, itu pun saya takut untuk memegangnya, takut rusak. Secara benda itu mahal binggiiittt. Apalagi untuk mengutak-atiknya, mana punya nyali saya, hahaha...
Seiring berjalannya waktu, setelah saya SMP, dan kebetulan sekolah saya di kota, jadi saya bertemu dengan berbagai kalangan teman-teman. Nah, di saat itu lah ada yang sudah memiliki HP (meskipun tidak berkamera dan masih berlayar hitam putih) setidaknya dia lebih tajir dari saya. Karena, pada masa itu anak-anak yang memiliki HP itu orang-orang kalangan menengah ke atas. Termasuk kakak sepupu saya, dia orang pertama di kelas membawa HP ke sekolah (SMP) dan HPnya keren, tipe Nokia 3660 ( kalau tidak salah), itu HP mahal saat itu.
Yah, saya mah apa atuh...!
Saya ingin sekali punya HPsaat itu, tapi mana mungkin ayah bisa membelikannya.
Sampai di SMP kelas 3, keinginan itu terwujud. Itu pun HP paman yang dijual ke saya. Ceritanya, paman saya menumpang mengecas HP, dan meletakkan di atas kulkas. Beberapa jam kemudian saya ke dapur (sebenarnya ingin menyentuh sedikit tuh HP), tetapi hp yang di atas kulkas tadi sudah tidak ada. Lalu saya bertanya pada beliau, dan kagetlah paman saya karena dia belum mengambil HP itu tapi bendanya sudah tidak ada lagi di atas kulkas.
Singkat cerita, setelah tertangkap pencuri hp paman saya itu, saya membujuk paman untuk jual saja hpnya kepada saya, mungkin HP itu tidak cocok untuk paman, makanya hampir hilang. Saya bilang begitu. Jadi, paman setuju, dan itu HP pertama saya, Nokia 3660. Yang saya dapatkan dari menjual cincin pemberian Mama dan ditambah dengan uang Nenek. Hehehe.... lucu ya.
Bahagia dong, udah punya HP dan bisa dibawa ke mena pun.... norak banget.!
Singkat cerita, hp itu hilang ketika saya jalan-jalan ke medan saat mengantarkan nenek dan ayah berangkat haji, tahun 2004. Ah, saya nangis tidak karuan. Setelah itu, (saya lupa) darimana saya mendapatkan HP yang kedua. HP keluaran cina. Dan itu pun hilang di angkot saat pulang sekolah. Dan menangis sejadi-jadinya.
Cukup lama merasakan sakit hati kehilangan hp untuk kedua kalinya. Dan lama juga dapat gantinya. Kalau tidak salah HP yang kedua itu saya sudah di SMA.
Dan hp ketiga, saya dapatkan dari mencicil (kredit) saking niat banget punya HP. HP layar sentuh dan juga punya tombol di bawahnya (cina). Dan dibawalah ke sekolah.
Awalnya sekolah tidak melarang keras membawa hp ke kelas. Boleh di titipkan ke satpam atau di simpan dalam tas hingga jam pelajaran usai. Jadi, saya bawa HP itu ke kelas. Dan tiba-tiba ada pengumuman, “Tolong yang bawa HP titip ke saya, sebelum nanti diperiksa dan ketauan membawa HP, maka akan dikenakan denda.”
Dengan lugunya saya memberikan hp saya itu kepada guru tersebut. Dan ternyata sebagian lain memasukkannya dibagian terdalam, hahaha...teman cewek saya tuh, gitu. Ternyata, itu jebakan. Sebenarnya guru tersebut merazia secara halus. Dan saya sudah pasti korban dong. Saya memang lugu sekali pada masa itu. Hahahaha....
Setelah hp saya disita. Guru menyuruh orangtua saya untuk datang. Maka ayahlah yang datang ke sana. Pagi-pagi dengan rasa deg-degan saya berdiri disamping guru dan ayah yang sedang duduk berbincang. Kalau tidak salah, sang guru (saya lupa nama beliau tapi saya ingat wajah beliau) meminta uang denda sebesar 50rb. Sontak memancing emosi ayah (udahlah emang ayah saya tipe orang pemarah). Jadi ayah saya mengatai ‘sekolah yahudi, gak punya toleransi.’
Auto saya malu, karena ruang guru bersebelahan dengan kelas tiga (senior saya). Sehingga semua anak-anak kelas tiga melihat ke arah saya. Dan saya tidak tahu kelanjutannya, karena saya disuruh masuk kelas. Saya masuk kelas dengan muka tertunduk malu. Dan sampai di kelas saya menangis. Untung teman saya, Hera, jadi penenang saya. Makasi Hera.
Dan yang lebih malunya lagi, saat upacara bendera. Pembina upacara berpidato justru membesar-besarkan masalah itu dan menyindir-nyindir kejadian tempo hari (menyindir saya secara tidak langsung), saya lupa beliau berkata apa, tapi semua teman sekelas saya dan kakak kelas melihat ke arah saya. Bayangkan gimana posisi saya kala itu, guys...!!
Itulah kenangan pertama dan terakhir tentang HP. Dulu sungguh susah mau mendapatkan hp. Tetapi anak-anak jaman sekarang, HP sudah seperti kacang goreng, murah meriah.
Beruntunglah anak jaman now. Tapi jaman dulu lebih asik, bermain dengan segala jenis permainan bersama teman-teman. Apalagi saya jago sekali bermain gambar dan kuaci. Hahaha....
Ah, kalau di ingat-ingat jaman kecil, begitu menyenangkan daripada jaman sekrang. Kini, sudah tidak ada lagi anak-anak bermain di halaman. Hanya tinggal segelintir anak-anak saja.
Selain itu, saat saya pernah menemukan HP orang lain terjatuh di jalan. Saya sempat berpikir untuk tidak mengembalikan pada pemiliknya. Namun saya teringat kejadian, ketika saya mengalami hal itu (kehilangan HP karena terjatuh) dan rasanya sakit sekali. Dengan kejadian masa lalu itu, saya mengurungkan niat untuk mengambil HP hasil temuan tadi.
Saya membayangkan bagaimana perasaan sipemilik HP ini jika dia sadar kalau HPnya telah hilang. Dan saya tahu bagaimana sakitnya kehilangan benda kesayangan. Sebab itu lah, saya mengembalikan HP yang saya temukan tadi ke pemilik aslinya.
Bagaimana dengan kamu? Apa cerita pertamamu dengan HP?
Tanjungpura, 2 agustus 2019
0 Response to "HANDPHONE MENGAJARKAN ARTI MEMAHAMI ORANG LAIN"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys