SIAPA BILANG MASA 'SMA' ITU MENYENANGKAN
Assalamualaikum....
Masih tentang berbagi cerita masa lampau, ya...
Entah kenapa saya ingin bernostalgia dengan kenangan yang menurut saya kurang bahagia, namun penuh dengan kenangan (atas kebodohan dan keluguan saya)
Kata orang, masa SMA itu adalah masa paling indah. Kebanyakan mereka ingin kembali ke masa-masa SMAnya. Namun tidak dengan saya. Masa SMA adalah kenangan pahit, dan kalau pun saya bisa mengulang masa SMA lagi, saya ingin mengulang menjadi lebih baik dan menjauhi beberapa orang di sana.
Oh ya, SMA saya itu Madrasah (KEMENAG) bukan umum. Tapi saya akan menuliskannya dalam kata SMA, ya.
Jujur, masuk ke sekolah itu bukan kemauan dari hati saya. Melainkan kemauan orang tua dan (alm. Kakek), yang menginginkan saya menjadi ustdazah (guru agama).
Tak ada pilihan kala itu, jika saya tidak menuruti kemauan (alm) kakek, maka ayah pun tak akan sanggup menyekolahkan saya ke sekolah umum. Jadi terpaksa saya nurut.
Lalu saya ikuti semua test masuk sekolah. Meskipun tak ada niat bersungguh-sungguh mengikutinya, tetap saja Allah luluskan saya dalam seleksi test masuk sekolah tersebut. Akhirnya saya resmi menjadi siswi di sana. Oh ya, pada saat melihat pengunguman kelulusan, ada banyak yang sedih karena tidak lulus, sedangkan saya sedih atas kelulusan itu.
Rasanya berat sekali menerima kenyataan, bahwa nama saya tertera di dalam kertas madding kelulusan tersebut. Sebagian lagi lulus, tetapi dilimpahkan ke sekolah cadangan lain (maksudnya, daftar seleksi di SMA 1 tapi setelah lulus dilempar ke SMA 2). Entah kenapa nama saya begitu dipertahankan di sana.
- HAL YANG MENYEBALKAN
Resmi menjadi siswi SMA dan mendapatkan kelas X6 serta berkenalan dengan beberapa teman baru. Sampai di situ, saya baik-baik saja. Bahagia. Tetapi setelah memperhatikan orang-orang yang di kelas itu, saya mendapati, lelaki yang tidak saya sukai dan temannya (untungnya wanita itu) di kelas lain, dan saya tidak tahu kalau kami jadi satu sekolah. Jadi bikin badmood tahu.!!
Mencoba tidak peduli dengannya. Lalu ada teman saya (yang saya kenal ketika SMP), lebih tepatnya ketika sama-sama mendaftar jadi santri pondok pesantren, namun saya cabut karena tidak tahan. Sedangkan dia tetap bertahan hingga lulus. Ada dua orang yang alumni ponpes yang saya kenali.
Tetapi, niat baik saya ternyata tidak disambut dengan baik olehnya. Dia tidak ingin berteman dengan saya. Justru dia membentuk geng dengan yang lebih popular. Saya semakin tersudutkan.
Tak hanya itu, ketika saya belum mendapatkan teman akrab seperti yang lain. Saya duduk dengan mereka yang biasa saja (maksudnya, mereka yang tidak suka popularitas/ geng). Saya duduk dengan mereka (lupa teman sebangku saya siapa), yang jelas saya duduk di bangku no.3 dari belakang. Bayangkan masa itu adalah yang paling membosankan.
Kemudian berlanjut dengan kebencian saya pada seorang guru (Matematika/ Fisika, lupa) tapi yang jelas guru pria. Saya tidak suka beliau karena tanpa sebab, beliau menyuruh saya pindah ke belakang (jadi saya duduk di bangku no.2 dari belakang). Entah kenapa beliau melakukan itu kepada saya. atau mungkin anak yang di belakang saya itu saudaranya. Entah lah... dan saya rasa iya (ketika saya menulis ini, alasan itu baru saja muncul), iya benar! saya baru ingat, bahwa beliau dan teman baru saya itu satu kampung. Ah...konspirasi. Berpuluh tahun, baru teringat akan konspirasi itu.
Saya benci beliau, dan justru beliau menjadi wali kelas kami. Hahaha.... sungguh ironi hidup saya. Semenjak rasa tidak suka itu, setiap pelajaran beliau, otak saya tumpul. Ilmunya mantul dari otak dan kuping saya. Hahaha.... jadilah saya juara 25 dari 35 sisiwa, yang dulunya saya selalu masuk 10 besar ketika SMP. Au ah.... emang karena saya tidak niat bersekolah di situ.
Langkat, 5 Agustus 2019
0 Response to "SIAPA BILANG MASA 'SMA' ITU MENYENANGKAN"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys