SPEECH DELAY MENGHAMBAT PERKEMBANGAN OTAK ANAK. INI CARA MENCEGAHNYA!


Seringkali terlintas dalam benaknya, apakah tumbuh kembang anak saya sesuai usia? Apakah nutrisi dan gizi yang saya berikan sudah tepat untuk perkembangan otaknya? Sudah benarkah cara saya membersamai si kecil dalam mengoptimalkan milestone-nya?

Ah.... Ia benar-benar masih meraba akan hal ini. Pertanyaan demi pertanyaan membuat hari sang ibu bimbang. Ternyata, memiliki anak bukan pekara mudah.

16 September 2020 lalu, seorang bayi laki-laki terlahir ke dunia dari rahimnya, sekaligus melahirkannya sebagai orangtua, yaitu Ibu. Seketika dunia nya berubah 360° dalam sekali tarikan nafas. Emosi dan mentalnya juga ikut naik turun bak rollercoaster saat menemani sang buah hati.

Namun, hal itu merupakan anugrah terindah dalam hidupnya. Menjadi seorang ibu membuat hari-harinya penuh warna. Sebab, tidak semua pasangan seberuntung ini.

Meski menjalani hari dengan berbagai kendala dan penuh drama. Setiap wanita tentu selalu bahagia dengan profesinya sebagai seorang ibu. Lantas, apa saja yang wanita alami setelah menjadi seorang ibu? Simak terus kisah seorang ibu baru dalam membersamai si buah hatinya hingga tuntas ya readers....

Masa Struggling Sang Ibu

Rasa bahagia atas kehadiran malaikat kecil, sudah tentu dirasakan olehnya. Namun, kedatangan bayi juga membuat hari-harinya begitu berat. Tidak pernah terbayang di benaknya, malaikat kecil itu mengajarkan banyak hal dan menghadirkan pengalaman baru untuknya.

Kini, ia sadar, perjuangan dimasa kehamilan itu ibarat tidur di atas batu kerikil. Akan tetapi, setelah bayi itu lahir, tidurnya bagai di atas duri. Bahkan, ada kalanya ia tak mampu mengontrol perasaannya dan tidak tahu apa penyebab sesak yang ia rasakan.
Tak hanya itu, beberapa pengalaman lainnya juga terjadi dalam hidupnya;

  • Perasaan Insecure

Perasaan ini kerap menghampiri sang ibu muda. Selain penyebab hormon pasca persalinan, stigmatisasi orang-orang sekitar juga sangat mempengaruhi emosi seorang ibu baru. Tak jarang Baby Blues Syndrom menjangkitinya. Bahkan jika ini terus berlangsung lama, seorang ibu muda bisa saja mengalami depresi Postpatrum. Dan ini bukanlah berita baik. Jangan sampai seperti ibu di Surabaya yang membunuh bayinya. Untuk itu, keterlibatan pasangan sangat diharapkannya.

  • Perjuangan Meng-ASI-hi.

Setelah melahirkan buah hati, pasti seorang ibu ingin segera meng-ASI-hi si kecil, kan? Tetapi ternyata, banyak sekali drama yang harus dilaluinya. Mulai dari ASI yang belum keluar dihari pertama pasca persalinan, mastitis, dan bayi yang hanya ingin menyusu disatu payudara ibu saja. Sungguh kenangan yang tak terlupakan baginya.

  • Kehilangan waktu istirahat.

Setiap hari selalu bergadang dan terbangun di tengah malam, adalah rutinitas baru setelah memiliki bayi. Tidurnya tak lagi se-nyenyak dan se-nyaman dulu. Bahkan ia hampir tak tidur sepanjang malam, sebab si kecil hanya ingin digendong terus.

  • Tragedi masa MPASI

Perjuangan belum usai, setelah mahir menyusui, dan di bulan ke-2 si kecil tumbuh, ia sudah mulai menyesuaikan jam tidurnya. Ternyata masih ada perjuangan selanjutnya, yaitu masa MPASI. Berbagai drama kerap hadir. GTM adalah istilah yang menakutkan bagi seorang ibu.

Masa Kekhawatiran Pada Si kecil

Perjalanan masih panjang dalam membersamai si kecil. Isi kepalanya selalu dipenuhi beragam kecemasan. Bukan, bukan cemas akan masa depan dirinya, tetapi mencemaskan apakah ia mampu memberikan yang terbaik untuk malaikat kecilnya.

Oleh sebab itu, untuk mengimbangi rasa kekhawatiran dalam dirinya. Ia terus bergerak dan belajar menjadi lebih baik dari versi dirinya yang lalu. Syukurlah, ia hidup di era digital saat ini, ibu sangat terbantu sekali dalam urusan si kecil. Mulai belajar parenting, ilmu tumbuh kembang, mencari resep cemilan si kecil, dan berbagai informasi yang ibu butuhkan bisa diakses dengan sangat mudah. Salah satunya di generos.id

Meskipun begitu, bukan berarti hambatan sudah usai. Menjadi seorang ibu itu profesi seumur hidup. Jadi banyak hal yang silih berganti dalam kehidupan. Maka, rasa khawatir itu sangat wajar hadir dalam diri sang ibu. Terlebih zaman sekarang, banyak sekali pedofil mengintai anak-anak, kan? Orang tua bisa cari tau cara mengatasinya disini.

Dan tentu saja, tak hanya satu kekhawatiran yang ada di benak sang ibu. Kekhawatiran tumbuh kembang anak juga masuk daftar isi kepalanya. Masalah tumbuh kembang anak adalah pekara serius, yang memiliki dampak jangka panjang dalam kehidupan anak kedepannya.

Masalah stunting merupakan salah satu penghambat tumbuh kembang anak pada umumnya. Namun, sedikit orang tua yang sadar tentang masalah keterlambatan bicara (speech delay) pada buah hatinya. Speech delay merupakan jenis gangguan yang terjadi pada usia anak-anak. Kondisi ini dapat menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan bicara anak yang tidak sesuai dengan usianya.

Tak hanya itu, kondisi ini membuat anak juga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri sehingga anak mudah tantrum, serta sulit memahami maksud dari ucapan orang lain. Masalah lain yang juga mungkin terjadi pada anak speech delay adalah gangguan dalam belajar.

Adapun dampak negatif lainnya yaitu; 

  • Pertama: Menghambat proses berpikirnya. Di mana anak akan lebih sulit berlatih membaca dan menulis, serta sulitnya untuk berkonsentrasi. 
  • Kedua: Dampak terburuknya ialah Anak akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Karena ia merasa teman-temannya tidak memahami dirinya, lalu tidak percaya diri dan akhirnya ia akan sulit beradaptasi.

Ini masalah serius bukan? Namun, tak sedikit dari orang tua yang menyimpulkan bahwa keaktifan dan lincahnya anak merupakan indikator tumbuh kembang yang baik. Dan pemahaman ini sangat keliru. Memang, setiap anak terlahir dengan kemampuan dan pencapaian yang berbeda-beda. Akan tetapi, sebagai orang tua perlu mengawal tumbuh kembang anak dengan benar tanpa terlewat, bukan hanya dilihat seberapa aktifnya si kecil.

Masa Mengawal Tumbuh Kembang Anak Tanpa Takut Terlewat.

"Jika tak sanggup menahan lelahnya belajar. Maka bersiaplah untuk merasakan perihnya kebodohan." Imam Syafi'i.

Rasanya lelah sekali. Sungguh, bestie. Rutinitas setiap hari yang selalu sama. Bangun diawal waktu, tidur di ujung malam. Mengerjakan banyak hal. Itulah kenapa seorang ibu bisa lelah fisik dan juga lelah pikiran.

Di sela waktu kesibukan dari pekerjaan rumah, ibu harus bisa membagi waktu bermain bersama anak. Kegiatan yang tidak boleh terlewatkan. Lebih baik membiarkan tumpukan piring kotor di meja, ketimbang membiarkan anak bermain sendirian. Begitulah prinsipnya, kini.

Saking merasa perlunya menemani masa bermain si kecil, sang ibu juga dituntut rajin mencari ide bermain yang sekaligus menstimulus perkembangan motoriknya. Berikut ini ada beberapa cara untuk membantu ibu menstimulasi anak agar terhindar dari speech delay

  1. ​Menghindari Musuh Terbesar. Yaitu, screen time. Anak yang selalu screen time (sejak 0 bulan) biasanya akan mengalami speech delay. Karena anak hanya mengkonsumsi hiburan yang tidak seharusnya ia dapatkan dan menjadikannya anak yang pasif. Untuk itu, ibu perlu memperhatikan hal ini, ya.
  2. Memberikan Pengalaman Seru. Bagi anak-anak, bermain dengan alam (lingkungan) adalah pelajaran sekaligus pengalaman yang asik. Di masa usianya, ia akan merasa ingin lebih mengeksplorasi dunia sekitarnya. Dan begitulah seharusnya ia tumbuh.​
  3. Hadirkan Suasana Rumah Yang Asik. Siapa bilang di rumah membuat anak bosan. Ibu bisa menemani anak membuat kreatifitas beragam dan menarik. Membacakan buku dengan suara yang berubah-ubah serta bermain peran juga cocok untuk dicoba.
  4. ​Berdiskusi Dan Bercerita. Kegiatan ini terlihat sepele, namun manfaatnya sungguh besar, loh. Anak akan merekam setiap kata yang ibu ucapkan dan menambah kosa katanya. Kegiatan ini perlu dilakukan bagi anak speech delay lebih intens.​
  5. Bernyanyi Dengan Si Kecil. Suara terindah yang pernah anak dengar adalah suara ibunya. Maka, bernyanyilah dengan si kecil agar ia meniru setiap kata yang ia dengar.


Dari beberapa stimulan di atas, ada satu konsep yang paling utama untuk ibu lakukan. Yaitu, pemberian nutrisi yang tepat. Tumbuh kembang anak juga harus didukung dengan memenuhi asupan nutrisi makanan yang baik. Selain itu, ibu dapat memberikan tambahan seperti multivitamin generos ini.

Generos merupakan vitamin yang membantu penuhi kebutuhan nutrisi kecerdasan otak anak. Kandungan alami yang terdapat pada Generos mampu mengatasi gangguan perkembangan anak seperti; ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), Speech Delay atau Terlambat Bicara, dan Autisme.
 

Lantas, apa saja kandungan alami yang terdapat di generos? Berikut pemaparannya;

  • Daun Pegagan. Khasiat dari zat asiaticosida yang terdapat dalam pegagan merupakan senyawa golongan triterpenoid yang mampu meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan kewaspadaan.
  • Buah Mengkudu. Buah yang berbau tidak sedap ini ternyata memiliki segudang manfaat. Mengkudu memiliki Bahan aktif Acubin, L.asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri yang berfungsi untuk melawan infeksi dan memperlancar aliran darah.
  • Ikan Sidat. Atau biasa disebut ikan belut. Ikan ini kaya vitamin dan kaya nutrisi terbaik untuk Perkembangan Otak, Meningkatkan daya ingat, mencegah kepikunan, dan menumbuhkan neuron otak yang tidak aktif.
  • Curcuma atau Temulawak. Tumbuhan ini untuk mencegah bakteri jahat yang menyerang sistem kekebalan manusia. Curcuma merupakan antioksidan yang kuat, melindungi sel dari kerusakan. Temulawak juga kaya akan kandungan flavonoid lain yang mampu meningkatkan rangsang otak dan nafsu makan pada anak.
  • Madu Hutan. Bahan ini dihasilkan oleh jenis lebah Raksasa atau Giant Bee dengan nama latinnya Apis Dorsata. Madu hutan dengan nectar yang berasal dari hutan secara umum memiliki kandungan lebih kaya dari madu ternak. Madu hutan secara alami mengandung 3 probiotik yaitu Lactobacillus Kunkeei, Lactobacillus sp, dan Lactobacillus vermiform, dari 3 probiotik tersebut dapat meningkatkan saluran cerna pada manusia.

Nah, luar biasa, kan. Generos ini sebagai penunjang kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal. Dan solusi menghilangkan keresahan para orang tua tentang tumbuh kembang anak-anak. Generos sebagai nutrisi kecerdasan otak dan  mengatasi speech delay.


Ingat, ya. Masa golden age tidak akan bisa terulang kembali. Maka, manfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya.


Ali bin Abi Thalib berkata:

"Didiklah anakmu sesuai zamannya. Karena ia hidup di zamannya bukan di zamanmu."

#AnakLancarBicara

BANDA ACEH/ LAMTEUMEN TIMUR.

20 JULI 2022

0 Response to "SPEECH DELAY MENGHAMBAT PERKEMBANGAN OTAK ANAK. INI CARA MENCEGAHNYA!"

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel