BERJALAN DALAM SKENARIO ALLAH YANG LUAR BIASA
Penantian VSS atau PHK
Beberapa bulan terakhir ini, Kilang (company) di tempat saya bekerja sekarang lagi heboh tentang gosip-gosip yang simpang siur. Kabar yang lumayan membuat para karyawan sedikit pusing sana-sini. Semakin hari, semakin banyak sekali info-info yang mengabarkan bahwa; kilang mau tutup, mau pembuangan karyawan yang bermasalah (yang kurang disiplin), pengurangan karyawan dengan membayar kinerja mereka (PHK), atau kilang sudah mau bangkrut, pergantiaan tenaga kerja Vietnam dan Nepal menjadi Indonesia semua dan ada lagi, kilang sudah tidak sanggup menggaji karyawan yang terlalu banyak.
Entah lah. Saya tidak bisa memastikan mana yang benar dari sekian banyaknya gossip yang bergentayangan itu. lagi pula karena memang bisa dibilang kinerja saya cukup lumayan, sehingga saya tidak perlu cemas dengan issue pembuangan karyawan yang bermasalah (karena saya tidak demikian, hehehe). Beberapa bulan kemarin saya memang tidak memperdulikan kabar tersebut, karena memang saya masih ingin bertahan hingga mendapatkan bonus akhir tahun nanti, dan setelah mendapatkan bonus di tahun depan, saya berencana mengajukan resign di bulan januari dan februari saya sudah pulang ke tanah kelahiran.
Begitulah kira-kira planning saya kedepan. Tetapi ternyata Allah lebih memiliki rencana paling indah untuk saya. Mau tahu??? Baca sampai selesai ya dears...
Jadi, semakin berkembang lah issue tentang pembuangan karyawan ke seantero plosok devisi (department) bahwa kilang IBIDEN ELECTRONIC MALAYSIA akan membuang karyawan sebanyak-banyaknya. Ya...bisa dibilang PHK, tapi kalau di Malaysia disebut VSS (nggak tau sih apa kepanjangannya, ntar dech saya tanya ke boss). Dan itulah issue terbaru yang lagi happening di kilang sebelum bulan puasa kemarin.
Saya juga mengetahui kabar tersebut, namun saya tidak terlalu memusingkan hal itu. karena kabar selanjutnya yang saya dengar adalah VSS itu hanya diperuntukkan bagi pekerja local (orang Melayu itu sendiri). Karena saya yang bukan pekerja local, jadi saya hanya berdoa dan berusaha agar tidak di buang secara tidak terhormat saja.
Sebelum lanjut cerita, saya ingin menjelaskan sedikit perbedaan antara VSS (system Malaysia) dengan sistem PHK di Indonesia. Menurut sepengetahuan saya, kalau di Indonesia, jika suatu perusahaan ingin memberhentikan secara sepihak tanpa kesalahan dari si pekerja, maka perusahaan harus membayar/ mengeluarkan uang sebanyak sisa kontrak pekerja tersebut. Contohnya; si pekerja dikontrak 2 tahun (24 bulan), dan dia sudah bekerja selama 18 bulan. Maka perusahaan harus membayar sisa kontrak pekerja itu (sisa 6 bulan) dikali dengan UMK (basic gaji) yang berlaku. Paham lah ya...??
Nah, sedangkan VSS (system di Malaysia) ini, mereka memang memberi uang (pesangon) tetapi tidak seperti di atas. Perusahaan akan memberikan ganti rugi, namun dengan cara yang berbeda. Yaitu; UMK (basic salary) dikali dengan berapa lama si pekerja sudah mengabdi. Misalnya; si pekerja sudah bekerja 5 tahun. Maka UMK x lima (VSS payment), ditambah satu gaji (Notice payment) untuk bulan depan, ditambah cuti (leave pay) yang tersisa, di tambah sisa kerja sebelum hari terakhir kerja. Jadi begitulah kira-kira perbedaannya.
Kembali pada cerita utama. Setelah menyebarnya kabar tentang VSS itu, maka semua karyawan pun pada ingin mendapatkannya (tapi saya belum berminat lagi pada waktu itu). pun saya berpikir bahwa itu hanya untuk pekerja local saja.
Lalu, semua skenario Allah ini bermula setelah lebara beberapa hari. Ada keadaan di kampung halaman yang mengharuskan saya untuk segera resign (ini nanti ada cerita tersendiri) dari kilang tersebut. Dan tiba-tiba pula supervisor (namanya Sp saw) memanggil saya. Awalnya hanya membicarakan hal-hal biasa. Kemudian tiba-tiba teman saya Vietnam bilang pada beliau bahwa saya ingin resign di bulan agustus.
Singkat cerita, beliau memberi saran untuk menunggu gimana perkembangan kilang tentang VSS itu. jadi saya bilang, “kalau macam tu, boss masukkan nama saya dalam list VSS, boleh?” dan beliau berkomentar, “nanti saya cuba cakap.” Rasanya tidak yakin. Masih belum pasti dan tak boleh diharapkan dari perbincangan itu. lalu saya pun tidak terlalu berharap dengan rencana supervisor saya tadi. Jadi saya tetap dengan keputusan resign saya di bulan agustus.
To be continued..... to part 2
28 june 2019
Malaysia,
Penang
0 Response to "BERJALAN DALAM SKENARIO ALLAH YANG LUAR BIASA"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys