CARA MENUNGGU KEPUTUSAN ALLAH
Untuk Menemukan Jalan Cerita Yang Indah... part 2
baca cerita sebelumnya biar nyambung ya...
Hari berikutnya, saya memasang status di WA, yang berceritakan tentang kesedihan saya yang tidak bisa hadir di acara pernikahan Dinda (June’15), yang kalau dia memberi tahu jauh-jauh hari, tentu saya bisa datang, tulisan saya pada status itu.
Tak lama berselang, chat dari Kiki mampir di inbox saya. Dia menanyakan kelapangan waktu saya pada tanggal June’23 (yang ternyata hari akad nikahnya). Kaget disertai bahagia mendengar kedua teman saya telah menyempurnakan setengah agamanya. Kemudian saya mulai menyusun strategi untuk dapat hadir di sana nantinya.
Setelah check-check kalender kerja, kebetulan tanggal itu memang hari cuti saya, maka dengan bahagianya dan mantap, saya mengatakan bahwa saya dapat hadir di acara spesialnya. Auto kami bahagia donk...!!! dengan bergegas saya langsung menge-chat boss saya (line kuning –jabatan di atas supervisor). Dan tak kalah bahagianya adalah, boss saya memberi izin kepada saya dengan mudahnya (dengan beberapa alasan –urusan penting) tetapi saya harus izin juga kepada supervisor saya. Lalu singkat cerita kedua bos saya memberi izin.
Namun keesokan harinya, boss saya yang ketiga memberikan kabar (antara bahagia dan sedih). Boss yang ketiga ini memberi saran, kalau saya harus meng-cancel rencana itu dan tunggu keputusan berikutnya dari line kuning (untuk dimasukkan nama saya ke dalam list VSS) katanya saran dari line kuning. Karena mengingat alasan (cerita selanutnya) yang saya berikan ke mereka, sehingga mereka dengan segera memproses VSS itu.
Alhasil, saya meng-cancel rencana pergi ke Batam tersebut. Rasanya antara sedih, tetapi bahagia dapat jalan keluar yang baik dari masalah (rasa bingung antara ingin tetap bertahan di kilang hingga mendapat bonus/ resign di bulan 8). Dan saat itu saya memang pusing memikirkan hal itu setiap hari, namun tetap tak lupa selalu di istikhorohkan. Dan mungkin inilah jalan terindah dari hasil istikhoroh saya. Allah beri jalan yang tidak pernah saya bayangkan.
Cara Allah memberikan jalan keluar dari masalah saya itu memang indah dan manis sekali. Masalahnya ada pada diri saya sebenarnya. Yang entah kenapa saya bosan dan merasa tidak nyamanan berada di negeri ini; dari lingkungan rumah (hostel/ asrama) yang banyak Nepal, lingkungan kerja yang sama (semakin nggak suka dengan Nepal) meskipun tidak semua dari mereka jahat, tapi tetap saja tidak nyaman, dan memang intinya saya merasa tidak nyaman, dan itulah yang menjadi masalah saya sebenarnya.
Beberapa bulan terakhir sebelum memasuki Ramadhan, hati saya seperti bertentangan dengan keadaan yang saya jalani saat ini. Saya merasa ada yang tidak beres dengan hati dan pikiran saya. Ada situasi yang dimana saya tidak benar-benar dalam koridor syari’at, padahal saya berusaha untuk menjalankannya. Namun, karena keterbatasan iman saya yang lemah dan sebagai manusia biasa, tetap saja hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan tetap terjadi.
Oleh sebab itu, saya merasa tidak nyaman. Atas dasar saya ingin lebih berusaha menjaga mata, hati, pikiran, tingkahlaku dan lisan saya, maka saya memutuskan untuk mengajukan resign dengan segera.
Namun, tak semudah yang dibayangkan. Memang mengajukan resign sangat mudah. Tetapi saat kita ingin mengambil langkah A, pasti kita akan dihadapkan dengan pilhan B atau C, terbersit ketakutan-ketakutan dimasa yang akan datang dan lain-lainnya. Maka kebingunan juga yang membuat saya enggan mengajukan resign tersebut; takut jadi pengangguran di kampung, takut tidak bisa bantu orangtua lagi, kalau resign sekarang, nanti tidak dapat bonus, belum ada tabungan, belum beli ini-itu, takut ini-itu, dan sebagainya.
Lantas, perasaan tidak nyaman itu saya benamkan dalam hati sembari ber-istikhoroh pada Allah. Kemudian Allah mentakdirkan saya melihat postingan teman, di video itu menceritakan; seorang pemburu ingin menjebak seekor monyet, lalu dia meletakkan di dalam lobang itu kacang-kacang untuk menarik si monyet. Maka datanglah si monyet dan memasukkan tangannya ke dalam lobang tersebut. Apa yang terjadi? Setelah dia (monyet) menggenggam kacang tersebut dan ingin menarik keluar tangannya, si monyet terjebak. Tangannya tidak bisa keluar. Karena apa? Karena dia ingin mengambil semua kacang-kacang itu, dan kebanyakan monyet tidak mau melepaskan apa yang sudah dia dapatkan meskipun dia harus tertangkap oleh pemburu.
Maka, ada kalanya kita melepaskan dunia, sesungguhnya rezeki itu mengejar seperti maut mengejar kalian. Jika rezeki itu ada hunungannya dengan pekerjaan. Maka orang yang bekerja keras tentu uangnya banyak. Rezki itu hubungannya dengan Allah. Allah dapat membahagiakan kita.
Demikianlah isi video tersebut. Lalu saya berpikir, mungkin Allah memberi jawaban atas kebingungan saya melalui video tersebut, kemudian saya memantapkan hati untuk meninggalkan semua rutinitas ini (pekerjaan di Malaysia ini). Dengan yakin saya bertekat untuk mengajukan surat resign di bulan juli, agar bulan agustus saya bisa pulang dan lebaran haji bersama keluarga.
Mahasuci Allah atas segala nikmatNya yang telah berlimpah ruah kepada saya. Setelah mengambil keputusan itu, berikutnya, saya mengutarakan do’a ingin menikah di tahun ini untuk menjaga diri –lalu saya mengencangkan do’a di waktu-waktu mustajab dan full di bulan Ramadhan- dengan do’ yang sama setiap hari.
Alhamdulillah.... lagi-lagi Allah begitu baik kepada saya. Di 10 akhir Ramadhan, Allah hadirkan lelaki yang berani mendatangi wali saya (Ayah dan Mama) di lebaran keempat. Masya Allah...
Begitulah dilema beberapa bulan menahan ketidaknyamanan ini selama hidup di lingkungan yang kurang kondusif di sini. Kita memang butuh kesabaran dan ikhtiar untuk menunggu takdir Allah yang pastinya indah untuk kita.
Jadi, saran saya jika kalian berada pada kondisi yang tidak nyaman. Maka lakukanlah;
- Terus Berdo’a dan Mendekatkan Diri Kepada Allah
- Perbaiki Niat.
- Tetap Istiqomah
Finish.....
Batu Kawan.
30 June 2019
Thanks for sharing, sukses terus..
ReplyDeleteKunjungi juga http://bit.ly/2RR3oOi