KISAH PILU PERPULANGAN DAN PERPISAHAN

Yang hilang akan berganti
Yang tumbuh akan bersemi.

10 July 2019
Hari perpulangan saya dan teman-teman ke tanah air Indoneisa tercinta. Tiga orang teman saya; Shila, Nisa, dan Ermita. kami adalah beberapa orang yang mendapatkan VSS dari kilang tempat kami bekerja.

Assalamu'alaikum Readers....
Masih setia kah membaca cerita-cerita saya di sini?
Semoga kalian semua selalu dalam kesehatan dan lindungan Allah SWT.

Kali ini saya akan sharing pengalaman saya ketika pulang dari Malaysia ke Indonesia.
Let's read dears...

Sebagai seorang perantau, pastinya kalau ingin balik ke kampung halaman adalah hal yang paling menyenangkan dan ditunggu-tunggu hari H-nya. Bukan begitu?

Saya pun begitu excited menyambut hari H itu tiba. Mempersiapkan semua barang-barang yang ingin dibawa pulang dan yang ingin dijadikan oleh-oleh untuk keluarga besar.

  • Drama Packing Barang

Hal yang paling menyebalkan bagi saya adalah ketika mengemasi barang-barang saya ke tas atau pun ke box.

Awalnya saya kira, barang-barang yang saya miliki sedikit, dan mungkin 40 kg cukup. Namun setelah selesai belanja dan membeli semua oleh-oleh yang ingin di bawa. Ternyata saya khilaf. Barang-barang saya melimpah ruah. Lalu saya memutuskan untuk mengirimkan sebagian barang saya melalui kargo barang dengan ukuran xxl. Dan itu pun hampir tidak cukup. 

Dan Alhamdulillah sekali, saya dibantu oleh teman-teman yang begitu baik (Suci & Husna, dll). Mereka rela bersusah payah merapikan susunan barang-barang saya agar cukup dalam tas dan kotak-kotak yang tersedia. Namun, kalau packing barang itu selalu saja ada saja yang kurang atau ada saja barang yang ingin dimasukkan lagi, atau dikeluarkan lagi.

  • Kelebihan Berat Bagasi

Setelah proses packing barang selesai, kemudian saya memastikan timbangan yang telah ditargetkan oleh maskapai pesawat tidak melebihi kapasitas. Dan kebetulan kakak sepupu saya meminjamkan timbangannya untuk saya. Dari seluruh tas yang saya miliki, 3 tas dan 1 box maka total seluruhnya adalah 48kg. Dan kemudian saya ingin memastikan kembali apakah timbangan saya itu akurat atau tidak, saya meminta agent saya untuk menimbang ulang.

waaaawwww....benar saja. semua total lebih 40kg, lebih tepatnya mendekati 50kg.

Lalu saya mencari ide, tidak ada pilihan lagi kecuali harus membawa naik koper yang agak besar itu ke kabin. Harapan saya sih, mereka membolehkan saya membawa koper ke kabin, agar timbangan saya tidak berlebih. Dan saya nekat dengan semua isi yang ada di dalam tas tersebut daripada harus membayar uang lebih untuk per kilonya.

kami berempat berangkat pukul 6 pagi waktu Malaysia, dan kebetulan teman-temannya Shila dan Nisa ikut mengantar. Dan setelah sampai di bandara, kami disuruh menimbang barang terlebih dahulu. Dan tentu barang saya berlebih karena 3 tas besar, satu box makanan, ransel dan tas notebook. Semua totol 44kg (tanpa memasukkan koper abu-abu) berharap dibolehkan naik ke kabin, karena saya melihat persyaratan kabin berukuran T 56cm, L 38cm, jadi saya rasa bisa. Namun total tas yang saya bawa ke kabin sudah lebih 7kg. PUUSIIIINGG EUY......!!!

Untuk berat ransel saya saja sudah 8kg, apalagi di tambah koper itu 10kg. Ya Allah... tak ada pilihan hanya berserah diri kepada Allah masa itu. Semoga ada keajaiban.

Hari itu kebetulan bandara begitu ramai dibandingkan ketika saya pulang bercuti tempo hari. Jadi kami mengantri cukup lama. Dan ditambah dengan kedatangan teman-temannya Nisa dan Shila (Aisyah, Nita, Hana, Cindy, Ade) dan teman Ermita (cukup banyak). Tapi teman saya tidak ada. Mungkin kalau saya pulang sendirian tak akan ada serame itu air mata berjatuhan. 

Ya, semua pada menangis, termasuk aku karena ada beberapa teman mereka yang juga dekat. Dan saya juga suka baper melihat situasi seperti itu.

Singkat cerita, tiba giliran kami check-in, kebetulan Ermita duluan, kedua saya, ketiga Shila dan terakhir Nisa. karena Ermita yang lebih dulu dan barang dia yang berlebihan, beratnya sekitar 10kg, maka petugas itu bilang, "Ini berat mau campur ke asing? kalau asing ini sudah lebih." Lalu saya ceritakan hal tersebut pada agent yang mengantar kami. Dan dia bernegosiasi dengan abang petugasnya. Dan keputusannya, semua timbangan kami campur karena kami satu keberangkatan, satu tujuan, dan satu tiket. jadi total berat bagasi kami 140kg.

Setelah barang Ermita selesai (bag besar dulu yang dimasukkan). Lalu berikutnya tas saya (kecuali koper abu-abu), dan setelah semua tas besar masuk, kemudian giliran tas-tas kecil, dan petugas itu mengontrol barang bawaan kami. Kemudian dia bilang "Itu bag abu-abu kenapa tak masuk sekali." Saya bilang, "Ini mau naik kabin." "Tak boleh, ini besar." dan disitu saya dilema. Tas saya tidak boleh di bawa naik, dan tinggal tas saya yang belum selesai. 

Dan karena petugasnya baik hati, maka dia membolehkan tas saya dimasukkan ke bagasi tanpa bayar. Dan ternyata setelah total keseluruhan tas kami masuk, masih ada kurang 4kg lagi tersisa.

MasyaAllah Tabarakallah.... saya tidak tahu kenapa bisa seperti itu, padahal jika kami total dengan perhitungan kami (karena sebelmnya kami sudah menimbang) maka barang saya dan Ermita yang paling banyak lebihnya.

Ya Allah...terimakasih mempertemukan kami dengan petugas check-in yang baik hati. Semoga rezeki dan segala urusannya dipermudah sebagaimana dia memberi kemudahan kepada kami.

  • Tragedi Kedua

Alhamdulillah semua proses selesai, duduk manis di kursi 16A, Nisa 16B, Ermita 16C, dan Shila 16D. Entah kenapa Ermita belum sampai ke tempat duduknya, dan tiba-tiba dia memanggil saya beserta pramugara, "Kakak ada bawa tas apa  aja?" 
"Ransel dan bag laptop." Dan kami ditanya satu per satu oleh Pramugara. 
"Ayo berempat ikut saya, kita timbang semua barangnya, tidak boleh lebih 7kg ya." Dan auto ekspresi Nisa marah, "Gara-gara kakak ini, kenapa bilang barang kami, padahal itukan barang kakak (Ermita). kami udah beres kok." Dan kami pun sudah cemas karena memang total berat tas kami sudah melebihi ketentuan pesawat (kabin).

Kami memperlama proses pengambilan tas di atas, dan ketika ransel saya sudah turun, tiba-tiba, "Tadi barang-barang kalian sudah aman ya?" "Iya" jawab kami bertiga kompak. 
"Oke, duduk lagi, berarti dia yang berbohong kepada saya. Dia bilang itu barang kamu (nunjuk saya)." Dan Allahmdulillah lagi, kami tertolong.

Dan akhirnya.... semua terselamatkan. Sedangkan barang Ermita, dia juga tertolong dengan Pramuga yang baik hati, memasukkan kopper kecilnya (yang dibawanya ke kabin tadi) ke bagasi pesawat. Padahal Pramugara sebelumnya meminta denda kepada Ermita RM100 (Allahu'alam).

MasyaAllah... KuasaNya sungguh luar biasa. Jika tanpa pertolonganNya, saya tidak tahu lagi seperti apa. Uang tidak ada jika harus bayar kilo yang berlebih. 

Ya Allah... Terimakasih telah menolong kami. Allhamdulillah drama perpulangan telah selesai setelah tulisan ini diterbitkan.



Langkat.
13-07-2019

0 Response to "KISAH PILU PERPULANGAN DAN PERPISAHAN"

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel