TRAGEDI HARMONIS DI BULAN JULI MELANKOLIS

Pasrah... adalah rasa yang harus saya pelajari agar menjadi ikhlas.
TITIK TERSULIT; 5
Saya harus ikhlas jika memang saya tidak ikut acara wisuda itu. "Ya sudah lah. toh juga nanti saya bisa foto-foto bareng dengan teman-teman saya di Batam." Ucap saya dalam hati untuk menghibur diri.

  • Tiba-Tiba Keajaiban Datang.

Malam h-1 Ummi Pondok memanggil saya. Diskusi lagi.
Beliau menyodorkan amplop putih, yang saya lihat cukup tebal.
"Ini ada uang 4 juta dari Dr.Aad (donatur utama rumah Qur'an)"
Masya Allah... tubuh saya lemas dan kaget, tapi tidak kelihatan. Saya tersenyum dan berkaca-kaca.

Saya jelasin dulu siapa Dr. Aad ya...
Beliau adalah seorang dokter kandungan yang memiliki rumah sakit BMC di daerah Nagoya (pusat teramai turis berdatangan). Beliau juga memiliki Rumah Qur'an di Bukittinggi (cerita sebelumnya yang saya belajar di sana). Beliau memang seorang yang dermawan dan murah hati. Anak asuhnya banyak. Setiap pasien beliau (ibu-ibu hamil) selalu merasa senang, puas dan nyaman berkonsultasi serta melahirkan dengan beliaiu. Beliau juga membangun masjid di Bukittinggi dengan dana beliau sendiri. Dan Masya Allah, saya melihat sendiri, masjid beliau sungguh besar dan megah (dibangun di halaman rumah beliau). Masya Allah, semoga beliau diberi kesehatan, perlindungan dari segala ancaman bahaya di dunia dan akhirat, serta semoga Allah limpahkan keberkahan rezeki yang berlipat ganda untuk beliau.

Begitu lah, saya mengagumi beliau. Semoga kelak saya bisa mengikuti jejak kedermawanan dan kelembutan hati beliau. Masya Allah. jazakillah Ibunda Dr. Adriyanti, biasa dipanggil Dr. Aad.

Pihak pondok bilang, "Ini uang dari beliau, kamu nggak perlu jual motor kamu dan nggak perlu tinggal di sekolah. Uang ini kamu cicil sebisa kamu berapa ke kami."
Masya Allah... Masya Allah... Alhamdulillah ya Allah...

Saya tidak bisa berkata apa-apa, karena memang saya terpukau dengan skenario Allah. saya terharu dengan semua ini. Bahagia, sebahagia yang tak terungkapkan. Kalau dalam buku karya Azhar Nurun Ala, ini konspirasi semesta. tuhan menciptakan konspirasi ini, dengan mereka ikut andil dalam menyukseskan cerita ini.

Yah....! Saya bahagia luar biasa malam itu.

  • Kehabisan Tiket
H-1. Saya sudah cuti mengajar, jadi saya bisa prepare barang-barang yang ingin saya bawa. dan diantara semuanya, saya adalah orang yang paling rempong. dulu kalau pergi ke Guntung 2 hari, saya bawa koper. Sedangkan mereka cukup ransel atau tas jinjing. Bahkan ada yang berkomentar, "Kamu bawa rice cooker ya cha? bawa beras juga nggak? ada kompor?" Hmmm.... ya begitulah, barang saya buaanyaakkk. hehehe... dan itu yang menjadi sweet moment.

Jadi, karena sebagian dari kami sudah berangkat diawal. Maka tinggal saya, kak Yuyun (ibu dan adiknya), Bu Iin dan Bang Dhoni (kalau nggak salah). Dan biasanya urusan membeli tiket selalu Bang Dhoni, tugas kami hanya berkumpul di pelabuhan dan menerima selembar tiket. Tetapi pada saat H-1, kami kehabisan tiket. Dan akhirnya perjalanan kami ditunda. Akhirnya kami berangkat keesokan harinya.

  • Hari H (Gladi Bersih).
Alhamdulillah, tibalah kami tepat pukul 2 siang. Perjalan dari Batam ke Guntung kurang lebih memakan 1.5-2 jam gitu (lupa, soalnya udah 2 tahun lebih nggak kesana). Setibanya kami di tempat, kami hanya bisa meletakkan barang-barang di kamar, lalu langsung bergabung dengan teman-teman yang lain. Rasanya memang beda. Ada kebahagian di hati saya. Ada senyum yang mengembang lebar saat bergabung dengan teman-teman team 8.

Saat jumpa, ada yang meledeki saya, "Katanya ada yang nggak mau ikut wisuda, trus nangis-nangis pula tuh." kata Bang Dhoni.
Hehehe..... Ya begitulah...!

Tragedi harmonis dalam hidup saya, dan juga melankolis.
  • Hari Kebanggaan Tiba
kami para cewek-cewek selalu ribet donk ya... ber-makeup, pakai baju, gaya-gayain jilbab dan sebagainya. Alhamdulillah saya tidak ribet-ribet banget sih, cuma make up-an aja (yang saya tidak PD (percaya diri) dengan riasan itu).

Singkat cerita semua beres dan rapi. Wisuda saya, July 2017. peristiwa bersejarah dalam hidup saya. Mungkin bisa diulang, tetapi yang pertama ini cukup menyayat hati.i har Di spesial ini, tidak sepenuhnya saya bahagia. Masih ada yang terasa kurang, yaitu keluarga. Ditahap-tahap acara wisuda; ada pemindahan tali toga, pemberian map dan piala (saya tidak tahu mau menyebutnya apa), dan kemudian sungkeman kepada orang tua.

Nah, moment itu yang buat saya paling sedih. Udah jauh sebelum acara, yang ada diotak saya memang moment itu. Karena saya tidak didampingi oleh siapa pun. sedangkan teman-teman saya, mereka memboyong keluarganya. Setidaknya Ibu atau Om/ Tante mereka.

kemudian, tiba giliran saya naik ke atas panggung (oh ya, awalnya saya niat mau pake heels, tapi karena takut tragedi memalukan -jatuh dan pegel, jadi saya pakai sepatu spot). Setelah tahap demi tahap dilewati, tibalah proses sungkeman kepada keluarga. Namun karena saya tidak punya keluarga, saya menyewa Ibu Kak Yuyun (eh, nggak dech kayaknya. ah udah lupa) intinya saya meminjam orangtua orang lain. Lantas, seketika air mata saya jatuh lagi.

Kebayang kan? Gimana sedihnya waktu itu. Perjuangan yang berurai air mata hingga ke ujung titik penghabisan juga berurai air mata.

Tapi saya tetap bersyukur. Artinya saya sudah bisa menyelesaikan dua dari beberapa amanah Almarhum Atok saya, yang kini telah terwujud. Dan juga keinginan orang tua saya. Tak mengapa seperti ini, saya tetap merasakan nikmat dalam perjuangan. Saya bisa merasakan kasih sayang teman-teman dan orang-orang disekeliling saya yang selalu membantu saya.

Terimakasih ya Allah. Utama dan paling utama adalah rasa bersyukur saya kepadaNya. sebab kalau bukan karena pertolonganNya, saya tak akan pernah merasakan semua itu, hingga bernafas detik ini.

Terimakasih kepada keluarga besar (terutama Ayah & Mama) atas dukungan materil dan do'a yang begitu berharga dan tak ternilai.

Terimakasih kepada dosen-dosen saya yang selalu memudahkan proses bimbingan, penyusunan, dan ending skripsi saya. Meskipun skripsi saya rada-rada.

Terimakasih kepada team 8 yang udah membantu saya, dari awal pertemuan hingga ujung perjuangan. Lika, Mila, Kak Yuyun, Bu Iin, Bang Dhoni, Bang Hairol, Kak Shafa, Ria, Bang Anas.

Terimakasih kepada Dr. Aad atas kebaikannya yang luar biasa, pihak sekolah dan pondok, juga teman-teman di pondok yang memberi semangat dan doanya.

Terimakasih kepada saudara-saudara yang membantu financial dan juga doa.

Terimakasih kepada seluruh orang-orang yang mendoakan saya, teman-teman yang selalu mendukung saya, team jawara. team jawara yang memberi semangat agar terus berjuang biarpun lelah (kerja sambil kuliah).

Terimakasih yang tak terhingga untuk kalian semua yang sudah hadir dalam hidup saya. Semoga Allah melimpahkan Rahmat dan kasih sayang kepada kalian semua. Hanya do'a yang bisa saya beri untuk membalas kebaikan kalian semua. Semoga Allah memberikan syurga yang terindah kelak, dan kita dipertemukan semua di sana.

Aamiin... Aamiin.... Aamiin ya Rabbal 'alamin..

Jazakumullah khairan katsiran.

**********THE END**********

PENANG
07-07-2019

0 Response to "TRAGEDI HARMONIS DI BULAN JULI MELANKOLIS"

Post a Comment

silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel