HAL RINGAN YANG DIANGGAP BIASA
Sebagai manusia biasa, tentu tidak akan pernah lepas dari kesalahan. Sebab, kita adalah makhluk lemah. Namun, bukan berarti kita harus pasrah dengan kelemahan tersebut. Bukan berarti, kita boleh berdalih dengan alasan tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, Allah juga menciptakan akal. Kita tidak sertamerta diberi kelemahan tanpa kelebihan. Meskipun kita banyak kekurangan, namun Allah yang Mahasempurna tentu akan memberikan kasih sayang-Nya kepada kita dengan menyertai pribadi kita dengan kelebihan, yaitu akal.
Jadi, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk melakukan keburukan, lalu mengatasnamakan ‘tidak tahu’. Bukankah kita punya “otak” untuk berpikir? Dan Allah telah memberi akal yang sempurna serta sehat untuk dipergunakan. Mengapa tidak dimanfaatkan mencari dan menimba ilmu?
Banyak diantara kita masih menganggap enteng masalah dosa-dosa kecil. Masih memandang biasa kesalahan yang ringan. Padahal, demikian itu juga akan tertulis dibuku catatan amal kita, yang kelak akan kita terima di hari perhitungan.
Sadar atau tidak, kita terkadang sering melakukan hal-hal yang sudah biasa dilakukan turun-temurun (trend) dikalangan masyarakat. Tanpa kita sadari, bahwa itu adalah kesalahan yang akan mempengaruhi kualitas diri kita. Kita anggap biasa, karena banyak yang melakukannya. Padahal itu sangat merugikan kita.
Adapun hal-hal ringan tersebut adalah;
Biasanya kebanyakan pada Bulan Ramadhan. Bulan yang penuh berkah; dimana Allah melipat gandakan segala amalan kecil menjadi pahala yang bernilai tinggi. Namun, saking mudahnya mencari pahala di bulan ini, kita terkadang lupa dengan kepintaran syaitan yang dapat menyisip ke berbagai sisi kelemahan manusia. Sehingga, kita pun dengan mudah melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat mengurangi nilai ibadah kita.
Misalnya;
Tidur setelah sahur, sehingga sholat subuh tertinggal atau kesiangan.
- Berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahram
- Pacaran, meskipun berlabelkan kata “pacaran syar’i”
- Bermalas-malasan sehingga melalaikan waktu, dan tidak tepat waktu sholat
- Nongkrong/ ngabuburit dengan lawan jenis, hingga meninggalkan sholat maghrib dan sholat terawih berjamaah.
- Ghibah
- Ngebully teman
Semua contoh di atas hanya sebagian kecil yang terlintas dikehidupan sehari-hari kita saja. Mungkin ada banyak yang sering kita lakukan, yang kita anggap hal sepele. Tetapi menyelipkan dosa-dosa yang tidak terasa. Dan lama-kelamaan dosa-dosa kecil tersebut akan menjadi bukit, bahkan gunung atau sebanyak buih dilautan.
Tidak hanya pada bulan Ramadhan saja kita mesti menjaga perilaku. Contoh-contoh di atas juga berlaku untuk sepanjang bulan dalam setahun. Bahkan berlaku seumur hidup kita.
Nah, apa kabar dengan Ramadhan kita bulan mei kemarin? Apakah ada beberapa contoh tadi kalian lakukan?
Rasanya, bulan Ramadhan tahun 1441 Hijriyah kali ini, begitu sangat tidak berkesan. Bukan karena wabah yang sedang menyerang, bukan karena aturan pemerintah yang melarang sholat jama’ah di masjid pada sebagian kota, bukan juga karena tidak dibolehkan untuk mudik. Tetapi, Allah telah mengangkat sedikit demi sedikit keberkahan waktu pada diri kita.
Sadar tidak? Banyak dari kita mengatakan, “nggak terasa ya Ramadhan udah mau habis?” atau “nggak terasa lebaran sebentar lagi ya?”.
Iya, itu karena Allah mengangkat secara perlahan nikmat waktu kita untuk bersama Ramadhan. Yang dulu kita akan merasakan Ramadhan itu adalah bulan yang begitu special dan penuh dengan semangat ibadah tingkat tinggi. Namun sekarang, Ramadhan hanya terlihat sebagai ritual menahan haus dan lapar.
Bagaimana dengan Ramadhan saya?
Tahun ini, Allah memberikan saya begitu keistimewaan dari bulan Ramadhan tahun sebelumnya. Yaitu, saya hamil. Diusia kandungan 4 bulan. Dan seharusnya menurut para dokter, trimester kedua pada ibu hamil boleh menjalankan ibadah puasa. Namun, saya memilih tidak berpuasa, karena memang kondisi saya lemah. Dan perut saya belum bisa bersosialisasi dengan makanan di subuh hari. Allahu’alam. Sehingga saya full tidak berpuasa. Selain itu, rasa haus yang juga tidak bisa dihindari. Tekanan darah kurang. Dan mudah lapar.
Sayang sekali. Sedih dan rasanya menyesal pada diri sendiri, mengapa tidak mencoba bertahan atau memaksakan diri saja waktu itu. Sedangkan teman-teman saya yang sedang hamil, mereka tetap bisa berpuasa meskipun tidak full.
Allahu’alam.
Semoga Allah ampuni saya.
Tanjung Beringin, 9/7/2020
0 Response to "HAL RINGAN YANG DIANGGAP BIASA"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys