IKHTIAR SANG QUARTER LIFE CRISIS
Dear... Pembaca setia dan pengunjung tercinta.
Terimakasih sudah mampir ya...
Pembahasan kali ini ialah tentang kegalauan yang dulu saya alami. Mungkin ada juga single-lillah yang sedang galau mencari pasangan atau jodoh. Nah...saya ingin berbagi sedikit pengalaman. Yang dulunya saya juga berada di posisi ini.
Tenanglah single-lillah... kita punya Allah yang Maha Segalanya. Maka langit-langitkan doa untuk menemukan apa yang dicari.
Masa Pencarian Quarter Life Crisis
Ada yang tahu arti judul di atas?
Ialah usia dimana kita bimbang menentukan pilihan. Usia ¼ abad, atau 25 tahun ke atas, adalah usia kematangan seorang wanita. Yang katanya usia siap menikah. Namun realitanya, banyak juga yang usia di bawah 25 tahun, sudah siap berumah tangga.
Quarter life crisis bukan masalah pada bilangan usia. Tetapi masalah kebimbangan dalam memutuskan pilihan terberat yang ingin diambil selanjutnya. Dan kebanyakan diantaranya ialah keputusan untuk menikah atau meneruskan passion, atau ingin membantu orang tua terlebih dahulu.
Bagi yang memutuskan MENIKAH artinya kalian sudah siap mengambil resiko dan tanggung jawab lebih berat lagi. Apalagi menikah dalam masa belajar (kuliah). Dimana kita harus siap mengemban tugas berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Inilah quarter life crisis pada diri seseorang yang ketika beranjak dewasa. Dan saya pun demikan. Ada juga mereka yang tidak mengalami hal tersebut, bisa jadi karena dia sudah mempersiapkan segala tujuan hidupnya di awal-awal (baca: tahu arah tujujan hidupnya).
Hidup tak selamanya sama; ada yang selesai SMA sudah menemukan jodohnya. Ada yang tamat kuliah sudah melepas status single-nya. Dan yang paling galau, dia yang ¼ abad, belum juga bertemu jodohnya tetapi ia sudah siap untuk hal tersebut. Atau dia yang belum ingin menikah, tetapi ada saja jodoh yang menghampirinya. Skenario Allah itu macam-macam ya.! Masya Allah...
Nah, bagi yang sudah siap menikah tetapi belum bertemu kekasih halalnya. Bisa cek di bawah nih...
• Teruslah Berusaha Dalam Proses Kebaikan.
Saya tidak mengajarkan untuk menghalalkan pacaran ya...!!!
Proses dalam kebaikan ialah selalu berusaha memperbaiki diri dan belajar mengembangkan wawasan tentang hal apapun. sibukkan diri dengan bermunajat kepada Allah, yang Maha Tahu segala tentang kita.
Untuk sementara, kita memang harus merasakan galau mengenai masalah ini. Sebab, Allah ingin melihat keseriusan kita dalam meminta. Dan pastinya, Allah ingin kita belajar mengambil hikmah dari skenario yang IA berikan. Dan pada akhirnya, Allah akan memberikan hasil yang indah atas kesabaran kita selama penantian dengan tetap berada di lingkaran yang telah Allah Ridhoi.
• Jangan Sibuk Membangun Kriteria
Memiliki pendamping yang sempurna, memang idaman setiap insan. Tetapi, ingatlah bahwa kesempurnaan itu milik Allah semata. Kita boleh memiliki kriteria calon imam yang kita inginkan, itu sah dan wajar. Tetapi, alangkah baiknya bila kita berkaca terlebih dahulu. Jika kita inginkan dia yang penghafal Al-qur’an, apakah kita juga sudah demikian? Jika kita ingin memiliki dia yang sukses dan mapan pekerjaannya, apakah kita sekufu dengannya?
Lebih baik kita berusaha membaiki kriteria diri sendiri, daripada mencari kriteria yang kita inginkan pada orang lain. Sebab, itu akan sulit. Yakinlah, jodoh itu seperti cerminan diri kita sendiri.
• Berada Di Lingkaran Pendukung
Maksudnya, bukan mencari orang untuk membela kita ya. Jika kita memutuskan menikah di usia ¼ abad ke atas, maka omongan orang akan terasa seperti duri bagi telinga. Oleh sebab itu, berada pada lingkungan yang tepat akan membuat kita nyaman. Misalnya, sering datang ke tempat kajian, organisasi, silaturrahmi ke teman yang dapat dipercaya bertukar pikiran dan ikuti berbagai kegiatan positif lainnya. Bisa jadi, suatu saat nanti, ada teman yang menawarkan CV ta’aruf kepada kita.
• Menawarkan Diri
Bagi wanita, menawarkan diri buka berarti sebagai tindakan murahan ya... maksudnya, jika kita sudah benar-benar siap, maka kita bisa meminta kepada Ayah atau Ibu untuk menjodohkan kita, dan ini juga pernah dilakukan pada masa Rasulullah. Seperti Umar bin Khatthab menawarkan putrinya Hafsah kepada sahabat-sahabat beliau, namun mereka tidak berani mendahului keputusan Rasulullah. Dan tatkala Umar mengadukan (ketersinggungan) atas sikap penolakan para sahabatnya terhadap putrinya kepada Rasulullah ﷺ. Beliau memberi angin segar pada Umar, yaitu Belaiu lah yang akan menikahi putrinya.
Namun pada dunia sekarang, ketika kedua orang tuanya memilihkan jodoh untuk anaknya. Justru penolakan. Si anak lebih memilih caranya sendiri (berpacaran). Jangan ya dears... jika ingin usaha sendiri, gunakan dengan cara yang bermartabat, ta’aruf misalnya.
• Cerita Pada Teman/ Murabbi (Guru)
Usaha yang pernah terjadi pada saya juga nih. Dulu saya juga pernah ditawarin untuk bertukar CV ta’aruf (biodata). Tetapi hanya berhenti beberapa tahap saja. Karena belum jodoh kali ya. (next part).
Nah, bagi kamu yang sudah siap, mintalah kepada teman untuk mencarika jodoh yang mau diajak untuk bertukar CV (biodata diri) dengan proses ta’aruf. Ini lebih terhormat daripada kamu harus berpacaran. Dan proses ini tidak seperti ‘beli kucing dalam karung’ ya.
Untuk proses ta’aruf, mintalah atau carilah teman/ siapapun yang dapat dipercaya dan tahu ilmunya, agar prosesnya berjalan benar dan saling terbuka.
• Tingkatkan Kualitas Ibadah
Dengan cara membaca, berdiskusi, bertukar pikiran, ikut kajian, seminar pra-nikah, organisasi apapun, dan mendekat diri kepada Allah dengan cara meningkatkan kualitas ibadah.
Usaha apapun yang kita lakukan, itu hanya 45% saja ikhtiar kita. Yang selebihnya ialah Allah Sang Maha Penentu dan Pemberi Takdir.
Dekat dengan Penguasa, maka apapun akan terasa indah nantinya.
Cukup sekian dulu ya... rasanya terlalu panjang juga saya bercerita. Hehehe...
Banda Aceh, 9 Agustus 2020
Dzulhijjah, 19, 1441 H
0 Response to "IKHTIAR SANG QUARTER LIFE CRISIS"
Post a Comment
silahkan memberikan masukan dan tanggapan yang sopan ya guys